hendri anto

sebagai pelita bagi putra putri bangsa indragiri hulu jaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
”UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN SISWI KELAS X A DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DI SMA PGRI RENGAT ”.

”UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN SISWI KELAS X A DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DI SMA PGRI RENGAT ”.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan meningkatnya teknologi saat ini bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama pembangunan bangsa. Salah satu tujuan pembangunan Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam UUD 1945, dan tujuan tersebut dapat tercapai melalui pendidikan.

Pendekatan pembelajaran haruslah melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Proses belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

Agar belajar menjadi aktif, siswa harus banyak mengerjakan tugas, mereka harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. . Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thiking aloud).

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan dan membahasnya dengan orang lain bukan cuma itu siswa perlu mengerjakannya dengan cara menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya mencoba mempraktikkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Jadi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) siswa harus aktif.

Fakta yang terjadi dalam proses belajar setiap hari yaitu kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar, khususnya dalam bidang bertanya dan menanggapi, hampir dalam setiap pertemuan siswa tidak bertanya tentang yang dipelajarinya dan kurang menanggapi apa yang di sampaikan oleh guru, guru tidak mengerti apa yang dihadapi oleh siswa. Apakah siswa tersebut sudah mengerti dan faham tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru atau sebaliknya, siswa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru.

Penyebab terjadinya hal demikian adalah rendahnya minat belajar siswa. Siswa kurang aktif dan kurang tertarik dengan pelajaran sosiologi , maka diperlukan suatu pembaharuan yang harus dilakukan oleh guru. Seorang guru harus mampu memotivasi siswanya agar siswa tertarik dan aktif dalam belajar Sehingga tercapai tujuan pendidikan. Dengan fenomena yang di uraikan di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul ”UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN SISWI KELAS X A DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DI SMA PGRI RENGAT ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan perumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penerapan metode pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dan siswi kelas X A SMA PGRI Rengat ?.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini hanya mencakup ”Upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dan siswi pada pelajaran sosiologi kelas X A dengan metoda examples non examples di SMA PGRI Rengat.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dan siswi pada pelajaran sosiologi pada kelas XA dengan metode examples non examples di SMA PGRI Rengat.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengajar bagi guru-guru.

Memperbaiki Strategi belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik dan tepat guna, dalam pelajaran sosiologi di sekolah menengah atas. Menumbuh kembangkan motivasi dan minat belajar siswa dan siswi SMA PGRI Rengat dengan menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif ,menarik dan menyenangkan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut Buehl (1996) examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa utnuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode examples non examples antara lain:

1. Siswa berangkat dari suatu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.

2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples non examples.

3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.

Tennyson dan Pork (1980) dalam Slavin 1994 menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu: a. Urutkan dari yang gampang sampai yang ke sulit.

b. Pilih contoh yang berbeda satu sama lainnya.

c. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan membantu siswa untuk membangun pemikiran yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan metode example non example.

Kerangka konsep tersebut antara lain:

A. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian esar kareakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap example dan non example tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar tersebut berbeda.

B. Menyiapkan examples non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.

C. Meminta siswa untuk bekerja berpasangna untuk menggeneralisasikan konsep examples non examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikan secara klaikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.

D. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang elah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples non examples.

1. Langkah-langkah Pembelajaran :

a. Guru menggunakan gambar/tulisan sesuai tengan tujuan pembelajaran.

b. Guru menempelkan gambar/tulisan dipapan atau ditayangkan .

c. Guru memberi petunjuk pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis.

d. Guru mmberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis.

e. Melalui diskusi gambar tersebut dicatat pada kertas

f. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

g. Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.

h. Kesimpulan.

B. Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi belajar

Motivasi berpangkal dari kata motiv yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Adapun menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalamdiri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut, mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan rangsang karena adanya tujuan. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivbasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

b. Jenis motivasi belajar

Motivasi ada dua yaitu:

1. Motivasi instrinsik:

Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari luar

2. Motivasi ekstrinsik :

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu

c. Strategi yang digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa :

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seseorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapai kepada siswa makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat meraka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestai akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan atau kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Pujian yang bersifat membangun kepada siswa yang berprestasi.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.

9. Menggunakan metode yang bervariasi.

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Hasil Belajar

a. Pengertian

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menysun dan membina kegiatan-kegitan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar dibagi dalam tiga macam hasil belajar yaitu:

1. Keterampilan dan kebiasaan.

2. Pengetahuan dan pengertian

3. Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004: 22)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar :

1. Faktor internal

Faktor ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar.

2. Faktor eksternal

Faktor ini ditekankan pada factor dari luar individu

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan demikian dapat diduga bahwa:

1. Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sosiologi baik secara efektif, aktif dan kreatif.

2. Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sosiologi siswa.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Perencanan Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Penelitian ini menitik beratkan pada adanya proses perbaikan dan perubahan secara terus menerus, yang dilaksanakan secara bersiklus.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2004) yang terdiri dari komponen–komponen Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Observasi (Observing) dan Refleksi (Reflecting), dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian adalah untuk dapat meningkatkan aktifitas dan pemahaman belajar siswa yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Penelitian direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari sekali pertemuan tatap muka (tindakan). Pada setiap siklus dilakukan pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar (2 x 45 menit).

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAS PGRI Rengat pada siswa kelas X, dengan jumlah siswa 34 orang, yang terdiri dari 15 orang Laki-laki dan 18 orang Perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran sosiologi berlangsung.

C. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai pada awal bulan Juli sampai dengan bulan September 2013.

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncakan dalam dua siklus, pada setiap siklus penelitian dilaksanakan empat kegiatan pokok yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

2. Tindakan (Acting)

3. Observasi (Observing)

4. Refleksi (Reflecting).

Rancangan siklus pertama adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

d. Merencanakan materi pokok pembelajaran

e. Memilih dan menentukan buku sumber atau buku penunjang yang sesuai dengan materi pelajaran

f. Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan skenario pembelajaran

g. Menyiapkan instrument penelitian seperti : daftar nama siswa dan lembaran observasi aktivitas.

2. Tindakan (Acting)

Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan berkolaborasi dengan guru pamong. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan absensi, apersepsi dan motivasi

b. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran

c. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber

d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber

e. Proses Tanya Jawab berlangsung sekitar 20 menit

· Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

· Siswa yang mampu menjawab pertanyaan berhak untuk mengajukan pertanyaan kepada temannya.

· Begitu seterusnya

3. Observasi (Observing)

Dalam melakukan observasi atau pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat. Caranya dengan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaran observasi yaitu tentang aktivitas siswa.

Aspek-aspek yang diamati adalah :

1. Kemampuan siswa dalam bertanya kepada guru

2. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan teman

3. Kemampuan siswa dalam melengkapi jawaban teman.

4. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat berdialog untuk mendiskusikan hasil pengamatan, mengevaluasi keberhasilan yang dicapai, dan permasalahan yang ditemui pada siklus satu. Hasil refleksi dijadikan sebagai dasar atau landasan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemui. Rencana perbaikan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya (siklus dua ).

E. Data dan Instrumen Penelitian

1. Data

Sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, maka data pada penelitian ini adalah ;

a. Kemampuan siswa dalam bertanya kepada guru

b. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan teman

c. kemampuan siswa dalam melengkapi jawaban teman.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data (instrument penelitian) yang digunakan berupa lembar observasi aktifitas siswa.

F. Tehnik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan Siswa

1. Taknik Analisis

Data analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik Persentase (%) dengan rumus berikut : P = n / N x 100%

Keterangan:

P = Presentase aktif iswa

n = Skor yang diperoleh siswa

N = Poin maksimal

2. Kriteria keberhasilan siswa

Indikator keberhasilan siswa adalah:

Skor ; Tidak baik = 1

Kurang baik = 2

Cukup = 3

Baik = 4

Sangat baik = 5

Jumlah Skor :

6 – 11 = Kurang

12 – 17 = Cukup

18 – 23 = Baik

24 – 30 = Sangat baik

Dan persentasenya :

1 - 20% = Kurang sekali

21 - 40% = Kurang

41 - 60% = Cukup

61 - 80% = Baik

81 - 100% = Sangat baik

Penelitian ini dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 61 – 80 % (baik).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat... Luar biasa. Sy tertarik gambar ilustrasinya, bisa upload gif ya ?

25 Feb
Balas

Terimakasih buk reni....masih dlm tahap belajar...makasih juga buat buk meynia

26 Feb
Balas

Mantap,metode kooperatif ,ayo maju terus guru Indonesia

25 Feb
Balas



search

New Post