Yulivia

Penulis adalah Sarjana Pertanian Jurusan Gizi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pendidikan S2 ditempuh di Universit...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERBUJUR LALU TERBELINTANG PATAH

TERBUJUR LALU TERBELINTANG PATAH

#TantanganGurusiana hari ke-29

Merantau ke Deli. Judul novel karangan Buya Hamka itu sudah tahu saya dari SD. Waktu itu, ibu sering meminjam buku di perpustakaan sekolah tempat beliau mengajar. Rasanya saya pernah membacanya beberapa halaman, tapi "tidak termakan oleh saya" jalan ceritanya. Mungkin karena belum sesuai dengan usia dan tidak bergambar pula. Bacaan yang sesuai dengan saya kala itu adalah majalah Ananda, Sahabat, dan Bobo. Jadinya, Merantau ke Deli, tak pernah tau saya seluk-beluk ceritanya.

Lain pula dengan pelajaran bahasa Indonesia waktu SMP. Soal-soal Bahasa Indonesia dan Sastra, hanya bertanya tentang nama-nama tokoh dalam suatu buku dan siapa saja sastrawan dalam masing-masing angkatan. Beberapa buku sastra ada juga saya baca waktu SMP seperti Salah Asuhan dan Siti Nurbaya.

Beberapa waktu lalu, saya beli buku Merantau ke Deli. Saya nikmati keindahan bahasa Buya Hamka kata demi kata, istilahnya, I enjoy every single word. Saya terbuai dengan alunan dan jalan ceritanya. Serasa akan tumpah pula air mata saya mengingat nasib Poniem, istri Leman.

Menikmati karya sastra Buya Hamka, yang saya suka adalah penggunaan peribahasa. Peribahasa tersebut banyak berasal dari bahasa Minangkabau. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Minang sering menggunakan peribahasa. Namun yang satu ini, baru saya tahu dalam buku Merantau ke Deli, yaitu terbujur lalu terbelintang patah (halaman 99).

Saya tidak paham dengan peribahasa tersebut. Lalu saya telusuri. Menurut KBBI, Yang terbujur lalu, yang terlintang patah (ada sedikit perbedaan penulisannya) artinya adalah siapa yang setuju akan selamat, siapa yang melawan akan binasa.

Jadi, dalam konteks cerita Merantau ke Deli, Leman akan menambah istri lagi. Jika Poniem setuju, dia akan dipasang dua dengan istri baru. Jika Poniem menentang, dia akan dicerai.

Ahh, perihnya hati Poniem, saya ikut terseret arus cerita. Biarlah, ulasan tentang konten cerita cukup segitu saya, saya cuma menggaribawahi peribahasa yang baru dibaca. Gambaran bagi manusia yang egois, keinginannya tidak bisa dihalang-halangi: terbujur lalu terbelintang patah.

Tabik

29.01.2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang menarik dan bermanfaat. Terbujur lalu terbelintang Patah.Semoga sehat dan sukses selalu buat Ibu bersama keluarga tercintanya

29 Jan
Balas

Aamiin. Terima kaish atas apresiasi dan doanya Pak. Moga sehat juga Bapak dan keluarga.

30 Jan

Karya Buya Hamka, memang top markotop uni. Teringat masa kuliah S-1 dulu. Ada abang leting yang pinjemin bukunya untuk saya. Karangan Buya Hamka juga, yang berjudul: "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck". Sedihnya minta ampun. Dan banyak pelajaran yang bisa saya petik disana. Salam literasi.

30 Jan
Balas

Iya dek Atun. Uni bisa turut berurai air mata kalau memvaca novel novel karya Buya Hamka.Salam kembali ya dan sehat selalu.

30 Jan

Iya dek Atun. Uni bisa turut berurai air mata kalau memvaca novel novel karya Buya Hamka.Salam kembali ya dan sehat selalu.

30 Jan

jadi nambah perbendaharaan peribahasa sy, mengulas dgn keren, salam sehat selalu...

29 Jan
Balas

Alhamdulillah...terima kasih pak. Aamiin. Salam kembali.

30 Jan

Saya juga suka baca karya Buya Hamka bun. Semuanya keren. Salam sehat selalu.

01 Feb
Balas

Aamiin, terima kasih Bunda Atut

20 Dec



search

New Post