Sekitar akhir tahun lalu, saya membaca sebuah thread di grup. Thread itu menceritakan pengalaman seorang guru matematika di Malaysia yang memiliki seorang murid amat pendiam. Guru tersebut bercerita bahwa setiap proses KBM, muridnya selalu diam saja dan menunduk ke arah meja. Saat guru bertanya kepada muridnya, dia tetap diam saja. Benar-benar seperti Limbad ya hehehe. Ternyata setelah diselidiki, memang murid tersebut selalu diam dan malu kepada setiap guru, sampai-sampai banyak guru yang membiarkannya. Nah, apa benar tindakan guru-guru tersebut? hehehe. Guru matematika tersebut tak kehabisan akal, segala cara dilakukan agar murid itu mau berkata sedikit saja setidaknya tersenyum. Sampai akhirnya, beliau menemukan fakta bahwa ternyata murid tersebut berasal dari kalangan keterbatasan ekonomi. Ternyata dia tidak mempunyai buku pelajaran apapun karena tidak mempunyai uang. Dia juga tidak mempunyai fasilitas belajar layaknya kalkulator seperti teman-temannya. Dari thread itu dapat dilihat memang sebagai pendidik harus bisa mengetahui dan mencari jalan keluar masalah di setiap KBM. Mulai dari murid yang diam saja, tidak menghiraukan, meninggalkan kelas, selalu tidak mampu menyelesaikan tugas dan lain-lain. Karena mengajar bukan sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya. Seperti yang pernah dikatakan Prof junjungan saya, Prof Muchlas Samani bahawa karakteristik anak didik banyak macamnya, sebagai pendidik kita harus mampu merangkul dan mengatasi karena itu semua berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka.