Cucu Hermawaty Rosyda

Nama Saya Cucu Hermawaty R, SE.,M.Pd, seorang guru Ekonomi di SMAN 2 Cimahi Propinsi Jawa Barat, yang punya hobi bernyanyi, menari, berpuisi, dan travel...

Selengkapnya
Navigasi Web
BIANGLALA MENJERAT ASA (12)

BIANGLALA MENJERAT ASA (12)

#CERPEN

#NOVEL

BIANGLALA MENJERAT ASA (12)

Lelah yang mendera. Siang terik garang menyapa. Tubuh lunglai serasa tak bernyawa. Pikiranpun terbalut kalut. Herlina mendapati lemarinya porank poranda. Selama ini dia sangat apik dengan barang-barang yang disimpannya. Bukan emas permata yang dia khawatirkan, bukan surat surat berharga yang dia jaga, dan bukan pula harta benda takut kehilangan. Herlina takut rahasia selama hidupnya terkuak. Yang selama ini dia simpan erat-erat.

Herlina tidak mau masa lalunya mengganggu kebahagiaan putri semata wayangnya. Akan menorehkan luka hatinya dan mengecewakan. Sehingga dia simpan rapat-rapat.

Herlina juga tidak mau pengalaman pahit hidupnya dialami oleh putrinya. Tidak ingin jejak hidupnya terulang oleh kehidupan putrinya. Herlina sangat menjaga, sangat menjaga perasaannya, sangat menjaga hatinya hanya untuk putrinya. Dia pun bersumpah tidak akan lagi untuk menikah dengan laki-laki manapun, hidupnya hanya untuk putrinya.

Dulu pernah memendam cinta, namun berubah menjadi sebuah kebencian. Dan sangat berpengaruh tehadap kehidupan Herlina seterusnya. Dia membenci setiap laki-laki yang mendekatinya. Herlina membenci sikap dirinya itu, namun keadaan tidak bisa merubahnya hingga saat ini.

Emosi pun membuncah, Herlina ingin marah laci lemarinya dalam keadaan terbuka dan berserakan tak rapi. Dia benci karena teringat kembali peristiwa masa lalunya. Menunggu Maliza di teras depan rumahnya sambil menghilangkan lelah, di minumnya white kopi, dengan harapan bisa mereda amarah yang dipendamnya.

“Herlina....beri aku kesempatan untuk bisa hidup bersamamu, bersama anak kita....” Suara Sony terngiang kembali di telinganya.

“Ini permintaanku yang terakhir Herlina...ijinkan aku untuk melihat putriku”.

“Hidupku sudah hancur, perusahaanku bangkrut ....keluargaku sudah tiada, hanya kamu dan putriku harapanku satu-satunya, maafkan aku herlina...”.

Airmata Herlina tiba tiba menghiasi wajahnya yang lelah.

“Dulu anda meremehkan saya, memandang sebelah mata...sekarang anda mau hidup dengan saya??? “

“Sudah tidak punya apa-apa, anda mencari saya...??”. Pandangan Herlina semakin kosong antara kesedihan dan amarah bercampur menjadi satu siang itu.

##

Sore itu dipayungi senja, temaramnya memanjakan mata. Jingga nya merona. Namun hati Herlina tetap murka. Dia bukan marah kepada Maliza tetapi dia marah pada dirinya sendiri atas peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.

“Iza.....darimana???” Tak biasanya Herlina setengah membentak kesal pada anaknya.

Maliza yang baru saja datang dan mematikan mesin skuternya disambut pertanyaan dengan nada yang tak biasanya. Dia mengernyitkan keningnya seakan tak percaya itu ibunya.

“Dari kampus mam....persiapan buat wisuda nanti” Jawab Maliza sambil mencium tangan Herlina.

“Mam pulang jam berapa? Kenapa ga telpon Iza....? Maliza semakin heran dengan sikap ibunya.

Herlina pun menarik nafas panjang, dia meredam kekesalannya, melihat Maliza yang tak berdosa.

“Mama capek sayang, terus melihat kamu ga ada di rumah”. Herlina tersadar tak sepantasnya untuk memarahi Maliza.

Herlina melihat wajah Maliza yang jelas sekali mirip dengan Sony. Sony telah meninggalkan jejak nya di semua rupa wajah Maliza. Hidungnya yang mancung, matanya yang bulat, seakan dia sedang memandang Sony bila melihat putrinya.

Entah mengapa Herlina sekarang teringat lagi akan pria itu. Apa karena Maliza yang sudah lulus kuliah dan teringat akan janjinya untuk mempertemukan anaknya dengan ayahnya itu. Iya janji itu menjadi beban Herlina kini. Dulu Herlina pun berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah tahu dan mencari Sony. Dia akan pergi dari kehidupannya. Dan dia pun berjani tidak akan pernah untuk menikah lagi.

##

“Iza....ibu mau bertanya ke kamu nak...” Tanya herlina di saat sedang makan bersama di rumah malam itu.

“Tentang apa mam.....kebaya buat wisuda?...sudah selesai mam...kemarin sudah iza ambil...terus periasnya pun bisa mam dipanggil ke rumah....”

“Bukan itu sayang...”

“Apa kamu yang membuka buka laci lemari mama??” Maliza menghentikan sendoknya yang hampir memasukan makanan ke mulutnya.

“Apa kamu membuka semua arsip arsip surat surat itu?...tanya Herlina kepada Maliza.

Maliza diam seribu bahasa, dia tidak bisa menjawab pertanyaan ibunya. Antara takut dan merasa bersalah sudah mengusik privasi ibunya. Maliza tertunduk tidak berani melihat ibunya.

“Jawab Iza......” Bentak Herlina.

##

BERSAMBUNG

CIMAHI, 23 NOVEMBER 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masalah rumah tangga selalu berdampak pada hati wanita ya Bu Cucu. Sukses selalu, salam literasi.

23 Nov
Balas

Terima kasih kunjungan nya bun salam sukses

23 Nov

Supeeer buuu

23 Nov
Balas

terimakasih bun

24 Nov

Semoga Herlina tidak emosi hanya karena laci dan surat dibaca anaknya.Konflik Herlina dengan Sony tak selayaknya melibatkan Iza yang tak berdosa.Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS

23 Nov
Balas

Terima kasih pakdhe kunjungan dan apresiasi nya, salam sukses

23 Nov

Huuh... Seru abiss hehe. Keren. Ditunggu lagi lanjutannya. Tetap semangat, semoga selalu sehat. Salam sukses dan salam literasi.

23 Nov
Balas

Terima kasih pa selalu mengapresiasi dan berkunjung salam sukses selalu

23 Nov

Mengharukan sekali ceritanya bun

24 Nov
Balas

Terima kasih bun

24 Nov

Cerpen yg keren. Ditunggu lanjutannya ya Bun

23 Nov
Balas

Terima kasih bun

23 Nov

Wauw kwmereen bun suatu kisah hidup yang kelam namun mengansung pambelajaran yg bermakna dan asik dibaca pwnasaran bunda gmn klanjutannya ...salam santun dan sukses selalu

24 Nov
Balas

Terima kasih apresiasi nya bun

24 Nov

Keren ibu. Mengenang masa lalubyg suram. Kasian herlina.

25 Nov
Balas

Keren ibu. Mengenang masa lalubyg suram. Kasian herlina.

25 Nov
Balas

Keren ibu. Mengenang masa lalubyg suram. Kasian herlina.

25 Nov
Balas



search

New Post