Cucu Nurajijah

Lahir di Sukabumi 11 Mei 1992, Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU HEBAT, LAHIRKAN GENERASI LITERAT

GURU HEBAT, LAHIRKAN GENERASI LITERAT

GURU HEBAT, LAHIRKAN GENERASI LITERAT

Cucu Nurajijah – SMP IT Al-Hanif Cibeber

Guru berarti digugu dan ditiru, itulah kiranya sebuah ungkapan yang tak asing di telinga kita, sebagai guru kita dituntut untuk memberi contoh dan teladan kepada murid – murid kita, diantara keledanan yang harus dicontohkan guru bukan saja tentang bagaimana seorang guru mampu menyampaikan pembelajaran di kelas, tetapi tentang bagaimana guru bersikap, bertutur kata, bahkan tentang bagaimana cara guru berpakaian. Guru selalu dianggap sebagai figur sempurna tanpa cela, guru harus mampu menjawab setiap jenis pertanyaan yang diungkapkan murid – muridnya, guru juga dianggap sebagai perpustakaan berjalan yang mampu menjawab apa saja mengenai hal – hal yang ingin diketahui murid – muridnya. Maka ada tuntutan lebih kepada guru agar ia menjadi sosok literat yang mampu dan terbiasa bersahabat dengan buku - buku dan ilmu pengetahuan.

Guru dan literasi adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, dewasa ini tuntutan menjadi guru literat menghampiri setiap guru di pelosok negeri. Bukan tanpa alasan, hal tersebut berangkat dari kekhawatiran dan rasa simpati terhadap generasi – generasi yang akan datang, mengingat rendahnya minat baca Indonesia di muka Asia bahkan dunia. Padahal kita semua menyadari bahwa membaca berarti membuka jendela dunia, ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi guru agar mampu menggerakan komunitasnya dalam hal ini murid – muridnya untuk gemar membaca sehingga terbentuk generasi literat.

Tentu hal tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tantangan dan rintangan pasti akan dihadapi, bagaimana kita sebagai guru mampu memberi contoh dan teladan serta menggerakan murid – murid menjadi generasi literat yang dalam hal ini gemar membaca dan menulis. Diperlukan strategi yang tepat dan kolaborasi dengan komunitas praktisi di sekolah. Diantara strategi yang dipilih adalah melakukan habituasi membaca sebelum kegiatan pembelajaran dan memberikan tantangan kepada murid untuk membaca buku apa saja yang mereka miliki dan membuat ulasan dari buku yang mereka baca tersebut. Selain itu pembiasaan menulis jurnal muhasabah dan istifadhah juga menjadi habituasi baru dan ini merupakan sebuah inovasi yang digalakkan oleh kepala sekolah di sekolah kami.

Berawal dari keterlibatan saya dalam sebuah komunitas menulis yang digawangi Forum Indonesia Menulis di tahun 2021, dan menghantarkan saya menjadi salah satu dari seribu guru motivator literasi di Indonesia. Ini menjadi pemantik tersendiri bagi saya untuk mampu menantang diri dalam menggerakan komunitas literat dan membentuk murid – murid literat. Gayung bersambut habituasi yang digalakkan kepala sekolah tersebut akhirnya menuntun saya untuk melakukan inovasi program, sehingga saya mampu menggerakkan murid – murid saya melahirkan sebuah buku antologi. Dari proses yang panjang dan berliku tersebut akhirnya sekolah kami dapat menghatarkan murid – murid kami lolos dengan jalur prestai dibeberapa sekolah pilihan mereka.

Selain itu, dari habituasi yang telah dilakukan, murid – murid kami akhirnya terbiasa untuk menulis, banyak diantara mereka yang memiliki bakat terpendam dan literasi menjadi wadah untuk mereka mengekspresikan diri melalui tulisan sehingga mereka dapat berperestasi di bidangnya masing – masing. Prestasi tidak selalu tentang angka dan rangking, murid – murid literat yang mampu menciptakan karya juga bagian dari sebuah prestasi yang membanggakan.

Sebagai guru saya menyadari bahwa setiap anak unik dan memiliki karakteristik yang berbeda, kita tidak dapat memaksakan kodrat yang ada pada murid – murid kita sebagaimana yang telah dipaparkan Ki Hajar Dewantara. Namun guru diharapkan mampu memberikan wadah dan ruang agar murid – muridnya bisa mengekpresikan diri dan mampu berprestasi dengan apa yang diminatinya serta mampu menjadikan mereka menjadi generasi – generasi literat yang memberikan wana baru dan manfaat bagi masyarakat. Itulah kiranya sebuah ungkapan yang tepat mengenai “Guru Hebat”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu Nurajijah, maaf, kata ulang tidak pakai spasi, apa ada perubahan cara penulisan? salam sukses

15 Nov
Balas

Jazakallah ibu sudah mengingatkan

25 Nov
Balas



search

New Post