Cucu Nurajijah

Lahir di Sukabumi 11 Mei 1992, Menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kisahmu Kan Menjadi Sejarah (Tantangan gurusiana hari ke 113)

Kisahmu Kan Menjadi Sejarah

Dia adalah anak lelaki yang kuat, mampu bertahan meski badai kadang menghantam, di balik keperibadiaannya yang urakan. Namun terpendam cinta mendalam, ia anak lelaki yang mudah menangis ketika melihat orang terkasihnya menangis, meski sesekali ia sering membuat jengkel namun tak ada yang mampu mengahalanginya untuk tetap membesarkannya sekuat tenaga, menyekolahkannya dengan pendidikan terbaik agar kelak ia menjadi manusia yang berguna.

Itulah kalimat yang terucap dari Mpok Ani, seorang wanita paruh baya yang harus berjuang membesarkan anak lelakinya seorang diri, ketika sang suami meninggal dalam kecelakaan kerja beberapa tahun lalu. Mpok Ani adalah seorang wanita penjual makanan ringan di pasar, ia sangat bersemangat setiap akan pergi ke kios karena ia selalu yakin bahwa hari ini akan Allah turunkan rezeki melimpah untuk ia dan putra semata wayangnya.

Harapannya hanya satu yaitu pada anak lelaki kesayangannya, ia harus berjuang banting tulang untuk hidupnya dan putra semata wayangnya. Namun ia tak ragu memberikan pendidikan terbaik untuk putranya, menyekolahkan sembari memondokkan sang putra adalah pilihan yang Mpok Ani ambil, mereka ada resiko ia harus kesepian seorang diri di rumah, namun ia tetap berusaha mengikhlaskan agar putra kesayangannya mendapatkan bekal pendidikan dunia dan agama yang layak.

Tak perlu meragukan bagaimana sayangnya Mpok Ani pada putranya, meski tak jarang sang putra sering membuatnya kecewa, namun ia selalu yakin putranya kelak akan menjadi manusia yang mampu membanggakannya, mengangkat derajatnya di dunia maupun di akhirat.

Hari ini saya diberi kesempatan bersilaturahmi untuk kedua kalinya dengan Mpok Ani, saya melihat senyum ketulusan terpancar dari bibir tipisnya, seperti biasa ia sudah bersipa menyambut pembeli di kiosnya, seorang diri tanpa bantuan karyawan ataupun karyawati. Saya coba menghampiri dan memulai obrolan.

Beberapa bulan ini memang ada yang berbeda dengan putra Mpok Ani, ia tak seperti biasanya, padahal saya tahu selama beberapa tahun ia baik-baik saja, tak pernah mendengar ia berkonflik dengan siapapun, saya coba buka obrolan perlahan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan sika papa yang akan diambil mengingat sudah beberapa bulan ini ia tak aktif dalam kegiatan sekolah ataupun pesantren.

Mpok Ani mengatakan bahwa tak ada masalah sedikitpun. Saya melihat air mata Mpok Ani tertahan, ia mengisyaratkan sikap bingung yang menggunung.

***

Bersambung …

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post