Kumpulan Puisi Putra putri didik kami (Tatangan menulis gurusiana hari ke 114)
Kumpulan puisi terbaik, dari putra putri didik kami, dalam rangka membumikan literasi, mencipta arya dan menuntaskan yang sempat tertunda
Si Kecil Menyapa Negeri
Uswah Nafilah – SMP IT AL-HANIF
Oh … Corona
Kau datang tanpa diundang
Kau menyerang dengan sangat riang
Kau membuat risau semua orang
Oh … Corona
Kau datang mengelilingi negeri
Bahkan! Dunia kau jelajahi
Tanpa kau pikirkan beribu-ribu hati
Oh … Corona
Kehadiranmu memutuskan beribu asa
Generasi menyongsong masa depan nyata
Membuat insan muda salah dalam menata
Oh … Corona
Kau menyapa semua umat di bumi
Kau membuat kerabat bersedih hati
Seakan semua prustasi dengan bumi ini
Oh … Corona
Entah sampai kapan negeri ini sepi
Entah sampai kapan kau pulang dengan sendiri
Ku mohon pergilah kau dari negeri ini
“Penyejuk Lara”
Uswah Nafilah – SMP IT AL-HANIF
Hai … penyejuk laraku
Kala hati sepi taka da yang menemani
Kau membuatku riang kembali
Kala hati gundah tak tau arah tujuan
Kau membuat hati ini tentram
Hai penyejuk laraku
Kau penyejuk kalbu yang kaku
Ku lantunkan ayatmu walau tak begitu merdu
Membuat yang mendengar merasa syahdu
Hai penyejuk laraku
Engkaulah Al-Quran itu
Yang diturunkan Rabbku kepada Nabiku
Turunmu begitu suci
Sesuci embun di pagi hari
“Rintihan Hujan”
Uswah Nafilah – SMP IT AL-HANIF
Terlihat kaca bening menembus alam
Setitik air membasahi bumi
Gemerlap langit mulai menghitam
Suara gemuruh meenerpa bumi
Rintihan bunyi hujan yang menetes
Alunan suaranya yang begiu syahdu
Menggenang di permukaan bumi
Tertetes dari langit yang menjulang tinggi
Beribu titik air yang telah jatuh
Hujan deras melanda bumi
Angina bertiup begitu kencang
Meniup ranting-ranting yang berjatuhan
Detik-detik waktu berlalu
Menahan dinginnya angin hujan
Terasa langit kembali membiru
Menyusuri bumi yang mengerti
Butir-Butir Tetesan Rindu
Uswah Nafilah – SMP IT AL-HANIF
Saat bayangmu taka da dalam bayangan
Saat tanganmu jauh dari genggaman
Saat hati merindukan sosok panutan
Saat itu tatapanku gelap tanpa arah tujuan
Ayah …
Tak kenal lelah kau bekerja keras
Beribu tetes keringat mengucur deras
Berjuang tuk sang buah hati yang malas
Namun semangatmu tak kunjung terkuras
Ayah …
Namamu adalah lirik doa dalam setiap sujudku
Rupamu adalah sketsa dalam bayangku
Suaramu adalah irama syahdu telingaku
Kehadiranmu adalah kado teindah di hidupku
Rindu ini …
Terkepung dinding penghalang
Hanya lambaian tangan yang dapat dilakukan
Hanya tatapan dalam kejauhan
Dan senyuman dalam tangisan
Persinggahan ini …
Menjadi saksi bisu keterpurukanku
Butir-butir tetesan rindu tak terkaru
Saksi kerinduan tiada pertemuan
Saksi kehilangan dalam pembelaan
Saat keajaiban dalam sebuah harapan
Saat kesabaran menahan pilunya kerinduan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu puisinya