Selembar Kertas Bernama Sertifikat

Oleh Cucu Ratnaningsih

Entah berapa pelatihan yang pernah saya ikuti sejak tahun 2005 sampai saat ini, mulai dari tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional, serta Internasional. Sebetulnya saya mulai mengajar tahun 1990 namun punya kesempatan mengikuti pelatihan baru tahun 2005 di tingkat Propinsi dengan pemanggilan berdasarkan nilai Uji Kompetensi Guru Tahun 2003.

Pelatihan-pelatihan tersebut semuanya berdasarkan tugas dari Dinas pendidikan karena berkaitan dengan izin meninggalkan kelas minimal 3 hari maksimal 10 hari bahkan di tahun 2013 harus melaksanakan program pelatihan di Adelade Australia selama 21 hari. Jika kegiatan tersebut atas inisiatif sendiri sudah barang tentu tidak akan mendapat izin, bagaimana pertanggung jawaban saya kepada orang tua karena anaknya ditinggal belajar mandiri tanpa bimbingan guru di dalam kelas .

Tak pernah terbayangkan manfaat selembar kertas tanda bukti mengikuti kegiatan pelatihan, karena menurutku kertas selembar yang sangat berharga itu hanya dua macam yaitu Ijazah dan SK sebagai Pegawai Negeri, sehingga sering saya mengabaikannya. Suamilah yang rapi mengarsipkannya karena kebetulan beliau pernah bekerja sebagai kepala TU yang kesehariaannya berkutat dengan administrasi dan birokrasi. Tahun 2007 barulah saya faham ternyata lembaran-lembaran sertifikat itu sangat berarti dan bernilai untuk memenuhi unsur penunjang dalam kenaikan golongan.

Alhamdulillaah jasa suami mengarsipkan semua Sertifikat pelatihan, saya tidak perlu mengikuti PLPG selama 10 hari untuk mendapatkan sertifikat pendidik karena nilai portofolio saya memenuhi syarat untuk lulus sertifikasi jalur Portofolio. Tidak berhenti di situ ternyata manfaat dari selembar kertas bernama sertifikat pelatihan itu bisa mengantarkan saya mengikuti lomba Guru Berprestasi di tingkat Propinsi tahun 2009 sehingga berkesempatan menikmati udara 5°C selama 21 hari di Adelaide Australia.