Cucu Ratnaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SEMUA ITU, TERNYATA ....

SEMUA ITU, TERNYATA ....

“Perhatian! Kepada seluruh pengunjung Sangkan Water Park diharapkan menjauhi arena terbuka atau tidak berada di kolam renang selama hujan turun, karena sangat berbahaya”. Suara merdu dari mikropon terdengar menjadi menyeramkan di tengah hujan lebat di Kuningan. Syukur semua orang yang sedang berenang sudah mengakhiri kegiataannya baik di water boom, kolam arus, dan kolam ombak. Kolam renang luas yang tadinya dipenuhi anak sampai dewasa kini di penuhi tetesan air hujan yang sangat deras.

Pukul 17.00 hujan mulai reda kami pun segera ke bis masing-masing manyusul peserta lain yang sudah menunggu di bis sejak sebelum turun hujan untuk melanjutkan perjalanan pulang setelah kunjungan ke tiga tempat karya wisata yaitu Gedung bersejarah Linggar jati, situs sejarah Prabu Siliwangi di Cibulan dengan 7 sumur dan ikan dewanya, serta waterboom dengan rekayasa pasir putih dan ombak lautnya.

“Bu saya hitung anggota rombongan bis ini ya”. Ririn salah satu peserta menawarkan jasanya”

“Boleh” jawabku dan Pak Soni sebagai pembimbing bis.

“Ayo teman-teman duduk semua, mau dihitung dulu” teriak Ririn

“Sudah lengkap bu, pa” Ririn melaporkan hasil perhitungannya.

“Siap berangkat pak” ujar Pak Soni kepada Pak sopir.

Bis pun mulai melaju menuju tempat asal kami yaitu Cikampek Karawang Jawa Barat.

“Teman-teman ayo semua nyanyi, saya yang mengiringinya, seru seorang anak sambil memukul tamtam yang dibawanya. Semua anakpun bernyanyi meskipun tak nyambung antara irama lagu dan ketukan tamtam.

“Pak Sopir musiknya dong!” pinta Ririn

“Itu musiknya ada teman kamu yang bawa tamtam” kataku sambil tersenyum.

“Ah musiknya gak karuan” kata Ririn lagi.

Mendengar protes dari Ririn, alunan musik tamtam dan lagu pun berhenti. Hiburan pun diganti dengan stand up comedy yang garing, teriakan beberapa anak laki-laki seolah-olah mereka sedang menjadi pedagang asongan dalam bis, dan banyak lagi ulah mereka untuk menghindari sepi dalam bis.

Karena anak-anak semua ceria dan rasa kantuk yang menyerang akhirnya aku terlelap selama beberapa menit.

“Bu, Indah nangis!”, suara Ririn membangunkanku.

“Menangis kenapa? Tanyaku sambil beranjak dari kursi.

“Ayahnya meninggal”, Ririn memberi informasi.

“Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun”, kata ku sambil menuju tempat duduk Indah.

“Dari mana Indah tahu ayah meninggal, padahal dari pagi Indah ceria dan baik-baik saja”, tanyaku lembut.

“Dari status face book mamah bu”, katanya sambil menunjukkan hp nya pada ku.

“Jam berapa ayahmu meninggal?” tanyaku lagi

“Jam 3 sore bu”, jawabnya lagi disela isak tangisnya.

“ Tadi pagi Indah pamitan pada ayah?”, Indah mengangguk

“Ayahmu mengizinkan?”, aku menyelidiknya

“Iya bu tadi pagi ayah di rumah baik-baik aja, tapi siang dibawa ke rumah sakit dan jam 3 sore meninggal”, jawab Indah sambil menghapus air matanya.

Ku peluk Indah dan mencoba menenangkannya.

“Kita do’a kan ayah Indah agar mendapat tempat mulia, Indah dan keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan, ketabahan, dan kekuatan” ucapku sampil mengusap kepalanya.

“Iya Indah, Allaah sayang sama ayah Indah” teman-teman sekelilingnya membesarkan hati Indah.

“Kami semua sudah tahu ayah Indah meninggal dari pukul 3 sore tadi, tapi kami sengaja merahasiakan karena amanat mamah Indah”, Ririn terus menghibur Indah.

“Apa yang kami lakukan menyanyi, melawak, menyembunyikan hp Indah, itu semua untuk mengalihkan perhatian Indah sampai nanti kita tiba di Cikampek” , teman yang lainnya menjelaskan.

Indah pun sudah mulai tenamg, semua temannya terus menghiburnya sebagai empati kepada teman yang sedang bersedih. Aku pun terharu, karena empati mereka sangat tinggi sehingga mereka melakukan apa saja tak kenal lelah untuk mengalihkan perhatian Indah dari hp nya sejak di kolam renang tadi.

Semua itu ternyata hanyalah untuk menyembunyikan berita duka yang menimpa Indah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post