Bullying di Sekolah

Hari Sabtu aku ke sekolah istriku, acara ikut ngeprint piagam dari media guru. Ada sepuluh lembar semuanya. Bukti pisik penghargaan pemenang menulis dan peserta seminar. Bapak dan Ibu guru merasa senang. Mereka menanyakan kondisi istri saat ini. “Alhamdulillah, baik dan sudah agak mendingan”, kataku.

Aku dipersilakan di tempat pinter berada. Sambil ngobrol dan canda tawa dengan mereka, tetiba ada tujuh siswa kelas VI masuk ke ruang guru. Mereka dipanggil oleh Bu Ida. Entah apa masalahnya aku hanya melihat jalannya penyelesaian masalah tersebut. Nur panggilannya. Dia siswa kelas IV yang kemarin dibuli oleh siswa kelas VI. Masalahnya tidak jelas. Ketika ditanya oleh Bu Ida dan Pak Dendi mereka diam saja.

Kronologi kejadiannya, Nur main di teras kelas VI. Tetiba ditendang oleh Dadang salah satu anak yang tujuh. Kemudian dimasukkan ke kelas VI. Dia ditonjok, kemudian didorong ke depan. Nanti di dorong lagi kebelakang dan seterusnya. Nur hanya bisa menangis. Rupanya motifnya hanya penyiksaan kepada adik kelasnya. Aku kira si Nur ini anak orang mampu, mungkin uang sakunya banyak terus dipalak. Ternyata bukan. Nur anak orang tidak mampu. Setelah dinasihati, akhirnya mereka diberi hukuman menulis kalimat “Aku tidak akan mengulanginya lagi” pada kertas F4 dua lembar bolak balik, ditanda tangani oleh orang tua masing-masing. Mereka minta maaf kepada Nur.

Rumahku, 18.3.23.392