Cytra Rizky Aprilia Sulaiman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DUA DESTINASI BUDAYA LITERASI

DUA DESTINASI BUDAYA LITERASI

Rendahnya tingkat budaya literasi peserta didik akan sangat berpengaruh pada kemampuan dan keberhasilannya terhadap suatu tujuan pembelajaran. Saat ini telah menjadi sebuah problema yang belum bisa tersolusi dengan signifikan. Sebab sulitnya melaksanakan pembiasaan literasi murid ketika belajar di rumah dan di sekolah.

Literasi bukan hanya sekedar membaca dan menulis. Literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Khususnya bagi peserta didik, pendidikan literasi harus diterapkan di sekolah guna memupuk minat dan bakat dalam diri peserta didik sejak usia dini.

Perpustakaan dan kelas literasi di tiap sekolah wajib ada. Sebab dua destinasi sekolah ini merupakan langkah awal bagi peserta didik dalam mengenal budaya literasi.

Dua destinasi sekolah harus dihadirkan semenarik mungkin, supaya menjadi daya magnet bagi peserta didik dalam keinginan untuk berliterasi.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan gerakan literasi sekolah(GLS) untuk menumbuhkan kecintaan akan membaca buku. Meskipun saat ini sudah berada pada era digital, bukan berarti buku ditinggalkan begitu saja. Penting membudayakan literasi.

Wujud implementasi dari Sekolah Dasar Negeri Kaduara Barat 3 ini dalam mendukung pelaksanaan berliterasi adalah dengan tersedianya ruang dan fasilitas bagi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan literasi.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 mewajibkan para siswa untuk membaca buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah setiap hari. Permendikbud ini juga menyebutkan bahwa buku yang dibaca adalah buku nonteks pelajaran. Esensi dari kebijakan ini adalah bahwa kegiatan membaca perlu dibiasakan sebagai rutinitas harian.

Sekarang, Sekolah Dasar Negeri Kaduara Barat 3 Pamekasan telah mengupayakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Dan pada jadwal pembelajarannyapun sudah diterapkan.

Tak hanya itu, Pemerintah juga telah meluncurkan Platform Merdeka Mengajar untuk meningkatkan kompetensi berliterasi peserta didik. Dilansir dari website kemdikbud bahwa Platform Merdeka Mengajar ini juga akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan pengembangan peserta didik.

Kepala Sekolah dan guru-guru Sekolah Dasar Negeri Kaduara Barat 3 menginginkan sekali suatu pembekalan literasi. Tak hanya mengikuti webinar saja, melainkan sebuah pelatihan berliterasi. Salah satunya dengan membuat buku untuk guru dan peserta didik. Agar budaya literasi terus abadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya Bu.Salam Literasi

16 Oct
Balas

Terima kasih pak

16 Oct

Sangat bagus bu

01 Nov
Balas

Terima kasih. Alhamdulillah jadi salahsatu pemenang lomba menulis IPP JATIM

03 Nov

Terima kasih. Alhamdulillah jadi salahsatu pemenang lomba menulis IPP JATIM

03 Nov

Terima kasih. Alhamdulillah jadi salahsatu pemenang lomba menulis IPP JATIM

03 Nov



search

New Post