Sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, hari ini memiliki dua agenda terkait dengan kebijakan pendidikan di Kab. Bandung Barat. Karena itu, hari ini melaksanakan WFO (Work from Office). Kedua kegiatan yang sudah teragendakan berkenaan dengan kegiatan yang bersinggungan dengan dua Non Government Organisation (NGO). Kegiatan pertama bersama Save the Children, terkait dengan antisipasi pembelajaran ketika sekolah memasuki masa New Normal atau pembelajaran jarak jauh ketika bulan Juli 2020 sudah harus memasuki tahun pelajaran baru. Kegiatan lainnya bersama RISE Indonesia yang berkenaan dengan pengelolaan koperasi di sekolah.

Kegiatan penyiapan perangkat pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk pertemuan langsung. Peserta yang hadir merupakan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) jenjang SMP. Mereka pada umumnya pengurus MGMP tingkat Kab. Bandung Barat. Dalam kegiatan yang dikemas dengan diskusi kelompok terpumpun tersebut, disampaikan pula paparan dari Save the Children. Karena ada keterbatasan, paparan dari Save the Children dilakukan dengan moda daring. Sehingga, kegiatan dilaksanakan dalam dua moda, moda daring dan luring.

Setelah dilaksanakanna paparan dari Save the Children, seluruh peserta melakukan diskusi untuk membuat formulasi materi yang memungkinkan diberikan kepada siswa. Penyusunan formulasi tersebut dibutuhkan karena bisa jadi pembukaan kran masuk sekolah tidak akan sesuai dengan jadwal pada kalender pendidikan, yaitu pertengan Juli 2020. Kalaupun pada tanggal itu ada kebijakan untuk membuka kran masuk sekolah, pembelajaran hanya mungkin dilakukan dengan terbatas, baik jumlah siswa yang masuk, maupun jumlah jam pelajaran yang diberikan.

Untuk menyikapi kemungkinan lahirnya kebijakan tersebut, TPK membuat beberapa skema pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan bagi guru setiap mata pelajaran dalam melaksanakan pembelajaran. Skema yang dilakukan adalah menyiapkan materi yang bisa diberikan dengan moda daring dan luring. Selain itu, substansi materi yang diberikan diformulasikan sehingga merupakan materi esensial dengan pengintegrasian antarmata pelajaran yang memungkinkan.

Penyusunan panduan tersebut ternyata tidak sekali jadi, sehingga TPK merencanakan untuk melakukan pertemuan kembali guna menemukan formulasi yang tepat. Karena itu, dibuat kesepakan untuk melakukan pertemuan kembali guna mematangkan konsep yang dibuat oleh TPK.

Di sela-sela pertemuan dengan TPK dan Save the Children, pertemuan lain dengan moda daring tengah menunggu. Hari ini sudah ada agenda telemeeting dalam bentuk sharing pendapat bersama RISE Indonesia, sebuah NGO yang bergerak pada bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. RISE Indonesia mengajak serta beberapa kepala sekolah untuk urun rembug terkait rencana mereka melakukan treatment terhadap koperasi yang dikelola oleh sekolah.

Dalam pertemuan tersebut berbagai pengalaman dan fakta empirik tentang keberadaan koperasi sekolah disampikan oleh para kepala sekolah yang menjadi pesertanya. Informasi dari para kepala sekolah dibutuhkan oleh RISE Indonesia untuk dijadikan dasar penetapan kebijakan program penguatan peran koperasi sekolah dalam memberdayakan warga sekolah, termasuk memberdayakan para orang tua siswa. Dalam pertemuan tersebut disampaikan pula rencana tindak lanjut yang akan dilakukan RISE Indonesia. Dari kedua kegiatan tersebut, mudah-mudahan upaya untuk membangun dan mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik akan dapat segera terealisasi. Aamiin…. ****DasARSS-090620.