DAHLAN EFENDI

Guru yang lahir dan mengabdikan diri di Pasuruan, Belajar di SDN, MTsN dan MAN. S1 di IAIN Malang dan S2 di STAI Al Khoziny Sidoarjo. Minat pada masalah pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web

PERJUANGAN PASTI BUTUH PENGORBANAN

Pagi ini jadwal kegiatan hariannku adalah rapat kordinasi pokjawas PAI di Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, sambul menunggu peserta rapat datang, aku buka gurusiana dan menulis cerita beberapa minggu yang lalu ketika pembinaan di wilayah Tosari. Ya memang wlayah binaanku mulai sebagian Pandaan, Pasrepan, Puspo dan Tosari, bisa disingkat dengan P3T. Ini adalah wilayah binaan pertama sejak diangkat menjadi pengawas PAI pada 1 Maret 2016. Tugas pertama dan sangat menantang bagiku, baik dari segi wilayah kerja yang terdiri dari perkotaan, daerah yang agamis namun rawan pembegalan sampai daerah pariwisata dengan masyarakat yang sangat hiterogen.

Kecamatan Tosari salah satu desanya adalah Wonokitri, yang merupakan pintu masuk ke daerah wisata bromo. Disana ada guru pendidikan agama Islam yang penuh dedikasi dan komitmen untuk mengajar, dia masih muda baru berusia 36 tahun, tapi sudah menjadi ketua tanfidziyah NU MWC Tosari, kepengurusan NU di tingkat kecamatan. Juga menjadi guru TPQ pada sore harinya di masjid yang ada dikampungnya, Ledok. Selain itu, juga menjadi penyuluh agama honorer untuk kecamatan Tosari. Selain mengajar di SDN Wonokitri, dia juga mengajar di SDN Sedaeng 1, beliau adalah ustadz Heri Istanto (biasa aku memanggilnya).

Dua desa tersebut mayoritas penduduknya beragama Hindu, sehingga di SDN Wonokitri hanya ada 3 siswa muslim dan di SDN Sedaeng 1 ada 5 siswa muslim. Walaupun hanya mengajar murid yang sangat sedikit, namun tidak menyurutkan ghirah perjuangan beliau.

Suatu saat aku bertanya "Pak ... apa yang melandasi bapak mau mengajar di SD yang muridnya sedikit ?", Dengan tegas beliau menjawab "saya mengajar itu untuk menjaga aqidah anak-anak kecil itu, kalau bukan kita ... siapa yang mau mengajar dan memberikan sedikit ilmu pada mereka", lalu aku lanjutkan pertanyaanku "Bagaimana cara mengajar 2 anak dan 6 anak yang beda kelas". Beliau dengan polos menjawab "Anak-anak diajar menjadi satu, walaupun beda kelas, bukan materi yang menjadi acuan saya, tapi bagaimana anak-anak tersebut bisa beribadah dengan baik, mulai pelajaran membaca al-quran, wudhu, sholat, bersuci, mandi, yang semuanya itu untuk bekal mereka dalam hidup sebagai muslim". Aku terus ingin tahu "bagaimana sikap teman-temannya waktu pembelajaran di sekolah?" Dengan tersenyum dijawab "Namanya anak-anak kadang ada yang kepingin ikut pelajaran, ada juga yang iseng ramai di sekitar kelas, banyak juga yang sangat menghormati ajaran agama temannya".

Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh ustadz heri, namun tantangan tersebut dijadikan sarana intropeksi diri dalam memberikan layanan dakwah yang lebih baik dan lebih baik lagi. Dengan amanat yang begitu banyak beliau emban tentunya banyak waktu tersita untuk kegiatan-kegiatan dakwah dan sosial. Tapi suatu waktu beliau bercerita pada saya, "Kalau hidup disini pak, semangat berdakwah dan mengabdi terus dan terus membara, keluarga juga sangat mendukung kegiatan saya, sehingga menambah ghirah untuk melayani umat semakin kuat. Istri dan anak-anak tidak pernah mengeluh, walau banyak waktu yang harus dikorbankan untuk mengajar dan dakwah...Doanya ya pak semoga diberi kekuatan Oleh Allah SWT". Amin ya robbal alamin...

Tidak terasa, ternyata sudah banyak teman yang datang dan rapat kordinasi akan segera dimulai. Kiranya perjuangan ustadz Heri Istanto harus menjadi pemicu semangat banyak guru Pendidikan Agama Islam untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak, sebagai amal jariyah kita ... semoga Amin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bapak.... Amin ya robbal alamiin

30 Jan
Balas

Barokallah, luar basa Pak Dahlan, tulisannya makin mantab, lanjutkan banyak yang bisa dibagikan tentang keseharian Pak Dahlan dalam melaksanakan tugas sebagai pengawas, dan itu bisa menjadi sebuah buku yang mantab Pak

30 Jan
Balas

Makasih Bapak atas bimbingannya... smga cerita jenengan jga terbaca oleh beliau2 yg pnya kebijakan bahwa masihkah harus dipertanyakan dedikasi seorang guru PAI seperti yg terjadi d sd terpencil seperti itu... bkn hnya profesionalitas sebagai ukran.topnya seorg GPAI. akn tetapi etos kerja niat suci mengemban amanah apapun dn bgaimanapun keadaan hndaknya jg perlu dipertimbangkan .... dan semangat buat teman2 d tosari yg penuh perjuangan....ngapunten...

30 Jan
Balas

Harus terus berjuang.... Terima kasih banyak

30 Jan



search

New Post