DALIA HALMAHERA

Menulis bukanlah hobinya, namun saat pertama kenal SaguSabu Cianjur ia mulai teryarik untuk menulis dan menularkan virus menulis pada setiap orang yang di...

Selengkapnya
Navigasi Web
Giat Literasiku di Kota Hujan (Catatan Cinta untuk Mas Nadiem)

Giat Literasiku di Kota Hujan (Catatan Cinta untuk Mas Nadiem)

GIAT LITERASIKU DI KOTA HUJAN

(Catatan Cinta untuk Mas Nadiem)

Pada bulan Agustus 2017, saya mengikuti kegiatan Pelatihan Menulis Buku, Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU) yang diselenggarakan oleh MKKS Cianjur bekerjasama dengan MediaGuru. Di sini lah awal saya memahami bahwa Literasi bukan hanya milik guru Bahasa Indonesia. Jadi mulai saat itu saya berjanji akan memajukan gerakan literasi di lingkungan tempat tugas saya khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya.

Awal September 2017, tantangan menulis buku selama satu bulan telah saya selesaikan selama tujuh hari. Senang rasanya bisa menghasilkan buku tunggal dan namanya ada dalam cover buku “Jangan Panggil Aku Ustadzah” sebuah perjalan karier saya selama menjadi guru honor sampai menjadi abdi negara di SMPN 2 Cigudeg. Buku sederhana namun penuh makna dan telah membawa saya ke dunia lain di mana saya dikenalkan dengan para pejabat Kemendikbud, Kemenkes, KemenPAN RB, Direktur Seaqis Seameo, Gubernur DKI Jakarta dan Pejabat di lingkungan Kabupaten Bogor. Semua itu berawal dari sebuah buku yang saya tulis. Buku ini pun pernah dipamerkan di kantor Kemendikbud pada Hari Guru Nasional (HGN Tahun 2017). Sejak mengikuti Temu Nasional Guru Penulis, saya sering mendapat info kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, khususnya berkaitan dengan Literasi. Di sini lah pemahaman saya tentang Literasi semakin meningkat dan setiap kegiatan yang saya ikuti saya praktekkan langsung di sekolah. Alhamdulillah, mereka sangat antusias. Bahkan mereka berlomba ingin membuat karya agar bisa ditempelkan di majalah dinding sekolah.

Saya pun membuat pojok baca untuk peserta didik dengan biaya pribadi, sebab saya ingin sekolah ini maju terutama di bidang literasi. Tapi sayang pojok baca itu kini telah berubah menjadi kelas. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa memiliki, kerjasama dan kurangnya komitmen antar warga sekolah.

Sejak mengikuti pelatihan menulis buku dan menerbitkan buku, saya jadi lebih percaya diri dan banyak kolega dari berbagai daerah di Indonesia. Ini sungguh sangat menggembirakan bagi saya. Saya tidak ingin hanya saya yang menulis buku, maka saya pun membujuk teman di MGMP IPA untuk ikut dalam pelatihan menulis buku, tapi..hanya satu orang yang bisa saya infeksi virus Sagusabu yaitu Bunda Edit Kadila. Alhamdulillah beliau sudah menerbitkan dua buku dari hasil petihannya. Bersama bunda Edit,saya menyusun rencana untuk mengadakan kegiatan pelatihan menulis buku melalui “SAGUSABU BOGOR 1.”

Langkah pertama yang saya dan Bunda Edit lakukan adalah menghadap kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor yang pada saat itu di jabat oleh Pak H.TB Luthfie Syam, M.Si. beliaulah salah satu pejabat yang mendukung kegiatan ini. Akhirnya kegiatan Sagusabu 1 terlaksana, meski harus merugi. Tapi saya bahagia, karena ada 60 peserta yang siap mengikuti pelatihan dan 20 orang diantaranya sudah memiliki buku hasil dari Pelatihan Sagusabu Bogor 1. Setelah sukses di Bogor 1, saya dan bunda Edit menyusun rencana untuk pelasanaan Sagusabu Bogor 2, yang sudah kami lakukan pada tanggal 5-6 Oktober 2018. Alhamdulillah Dinas Arsip dan Perpustakaan daerah kab.Bogor sangat mendukung kegiatan kami. Suatu kehormatan bagi kami, di undang dalam rapat dinas dengan staff lainnya.

Menggiatkan literasi di kota Hujan memang tidak mudah, khususnya menggiatkan para guru kabupaten Bogor untuk menulis buku. “Mengapa guru yang kami ajak untuk menulis buku?” sebab bagaimana literasi bisa berjalan dengan baik, jika gurunya tidak ikut serta mendampingi siswanya dalam menulis buku. Literasi bukan hanya sekedar membaca buku selama 15 menit pertama sebelum pembelajaran di mulai, tapi literasi itu banyak cakupannya diantaranya, Literasi baca tulis, literasi sains, literasi budaya, literasi digital, literasi numerik, dan literasi finansial. Di sini guru dituntut untuk mengupgrade pengetahuannya tentang literasi, agar guru mampu membawa perubahan besar dalam dunia literasi.

Permasalahannya adalah, sulit mengajak guru untuk menulis khususnya di kabupaten Bogor, ini terbukti ketika ada pelatihan menulis buku, hanya berapa persen guru dari Kabupaten Bogor yang ikut dalam pelatihan. Selebihnya dari luar kabupaten. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya dukungan dari pejabat daerah, diantaranya dukungan biaya, tidak adanya penghargaan bagi guru penulis dan pegiat literasi. Sehingga guru enggan untuk menulis buku.

Pada tanggal 23 Oktober 2019, saya di telpon suami sekitar pukul 08.00, beliau mengatakan kalau Menteri Pendidikannya adalah Bos Go-Jek. Siapa? Saya pun segera tahu, beliau adalah Nadiem Makariem. Seorang pengusaha muda, karismatik dan cerdas.

Mas Nadiem, saya sangat berharap, semoga ke depannya nanti ada sebuah kebijakan baru terkait literasi yang dapat mengikat guru dan para pejabat daerah untuk menggerakkan literasi secara masif. Saya yakin, jika Mas Nadiem selaku Mendikbud yang menggerakkan, maka seluruhnya akan bergerak. Selamat menjalankan tugas, Mas Nadiem. Semoga sukses dan mampu membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan.

Penulis : DALIA HALMAHERA, S.Pd

Guru IPA SMPN 2 Cigudeg

Alumni Kelas Menulis Sagusabu Cianjur Tahun 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda

31 Oct
Balas

Mantab curhatnya Bu Dahlia, Barokallah semoga naskahnya bisa terpilih dan dibukukan oleh MG, Barokallah

31 Oct
Balas

Aamiin, terima kasih Pak haj Syaihu. Semoga tulisan pak haji juga bisa terpilih untuk dibukukan.

31 Oct

Pelopor literasi Bogor

31 Oct
Balas

Hehehe, bunda Ai juga.

31 Oct

Wah Bu Dahlia kerennn..... Semangat ya Bu...

01 Nov
Balas

Keren Bu Dahlia, pelopor literasi di Kota Hujan, siap mendukungmu...maju terus semangat ya semoga jadi juara

31 Oct
Balas

Aamiin, terima kasih Bunda Hj. Ihat. Sekarang saya tidak sendiri lagi karena sudah ada 150 guru penulis termasuk bunda Hj.

31 Oct



search

New Post