Jangan Panggil Aku Ustadzah

#tantangangurusiana hari ke-8

Pada akhir Agustus 2017, saya nekat ikut pelatihan menulis buku "Sagusabu" di Cianjur. Berbekal uang kasbon dari sekolah, saya daftar pelatihan ini. Bayangkan, tidak pernah ke Cianjur, tidak punya saudara juga di Cianjur tapi nekad ikut pelatihan. Di kota Cianjurlah lahir buku ini. Atas bimbingan Mas Eko.

Perjalanan buku ini banyak menemui kendala. Ketika cover buku hadir, saya pun harus ikhlas kehilangan gawai kesayangan hadiah dari suami saat saya sembuh dari sakit. Saya pun panik karena semua kontak ada di gawai itu. Saya pun segera ke warnet untuk memberitahu kalau gawai saya hilang, karena takutnya si pencuri beraksi minta uang dan minta pulsa (pengalaman kehilangan gawai tahun 2012).

Meski banyak mengalami kendala, tapi naskah buku ini selesai dalam tujuh hari. Bahkan buku ini ikut dalam pameran di Kemendikbud saat TNGP. Rasa bahagia ini, semakin membuncah saat buku perdana ini ada di Perpustakaan Kemendikbud dan Perpustakaan Nasional bahkan ada di Perpustakaan Sekolah Indonesia Malaysia.

Akhirnya bulan Desember 2017, buku perdana saya menemui takdirnya. Buku itu menyebrang pulau menuju Medan, Kalimantan Selatan, Aceh Jaya, Kab. Gowa, Kota Palu, Jatim, Jateng, Jabar dan DKI Jakarta. Buku ini juga sudah menemui takdirnya bersemuka dengan para pejabat bahkan buku ini ada dalam genggaman Gubernur DKI Jakarta, Pak Anies Baswedan. Sosok tokoh yang saya idolakan sejak beliau bergerak di Indonesia Mengajar, Saat menjadi Mendikbud dan saat ini menjadi gubernur saya di DKI Jakarta.

Atmosfer buku ini sangat kuat, bahkan membawa saya dalam kenaikan pangkat.

Cigudeg, 29 Januari 2020

Dalia Halmahera