DALIA HALMAHERA

Menulis bukanlah hobinya, namun saat pertama kenal SaguSabu Cianjur ia mulai teryarik untuk menulis dan menularkan virus menulis pada setiap orang yang di...

Selengkapnya
Navigasi Web
Napak Tilas ke Tanah Syuhada Bersama DAPD

Napak Tilas ke Tanah Syuhada Bersama DAPD

Napak Tilas ke Tanah Syuhada Bersama DAPD

#tantangangurusiana hari ke-11

Satu minggu yang lalu, saya di masessenger oleh Kepala Dinas Arsip Perpustakaan Daerah (DAPD) Kab. Bogor, Bp. TB. Luthfie Syam dan beliau meminta saya menghubungi via whatshap. Saya pun segera menghubunginya tapi belum ada balasan. Masih penuh tanya, "ada apa ya, Pak Kadis minta saya menghubunginya? "

Setelah hari berikutnya, pak Kadis pun membalas WA saya dan beliau minta agar saya dan penulis lainnya untuk ikut rapat di Dinas Arsip hari Jumat, berkaitan dengan pembuatan buku. Alhamdulillah, bathinku. Senang rasanya dapat undangan rapat dengan Dinas Arsip, serasa jadi orang VIP. Hehe.

Awalnya saya mengira kalau rapatnya hari Jumat tanggal 24 Januari, ternyata saya salah. Padahal saya sudah izin setengah hari ke Kepala Sekolah karena saya kira tanggal 24. Dalam perjalanan dari sekolah menuju stasiun Parungpanjang, saya mendapat kabar dari tetangga di Jakarta kalau rumah kebanjiran dan suami pun memberi kabar Kantornya kebanjiran. Aduh, gimana ini? Saya kan ada rapat dengan Pak Kadis? Dalam bimbang, akhirnya saya menghubungi Bunda Risma yang sama-sama dapat undangan dari pak Kadis, kalau saya tidak bisa hadir dalam rapat karena rumah kebanjiran. Bunda Risma pun Membalas WA, "Bu, kan rapatnya tanggal 31 Januari? " oh begitu, terima kasih bunda infonya.

Alhamdulillah, rapatnya masih satu minggu. Jadi saya langsung pulang ke rumah dengan perasaan khawatir takut kereta lumpuh tidak bisa pulang ke Jakarta. Alhamdulillah kereta beroperasi dan ternyata benar, air sudah masuk ke dalam rumah. Dalam lelah, saya pun membereskan rumah setelah kebanjiran.

Jumat, 31 Januari 2020, tiba saat yang di nanti yaitu rapat dinas bersama Pak Kadis Arsip beserta jajarannya dan para penulis lepas dari berbagai genre. Sebelum mengikuti rapat, saya ke sekolah terlebih dahulu karena ada kewajiban memberilmu dan memenuhi hak para guru honor di sekolah. Setelah selesai, saya pun izin kepada Kepala Sekolah untuk pulang lebih awal agar saya bisa mengejar waktu pukul 13.00 sampai di Dinas Arsip Cibinong dan saya pun memesan ojek untuk menuju ke Stasiun Parungpanjang agar perjalanan lebih cepat.

Tiba di Stasiun, saya langsung berlari menuju jalur 3 yang sebentar lagi kereta jurusan Tanah abang akan tiba. Karena lapar, saya mampir ke Indomaret untuk membeli Popmie penunda lapar di sekolah tidak sempat sarapan.

Kereta pun tiba dan saya pun menuju Tanah abang. Tiba di Tanah abang, lanjut kereta di jalur 3 jurusan Bogor tapi saya turun di Stasiun Bojong Gede lanjut naik ojek ke Dinas Arsip.

Alhamdulillah saya tiba pukul 13.15. Waduh, sudah terlambat! Pikirku. Saya pun segera bergegas menujju ruang rapat di lantai 2 dengan bantuan lift. Pas keluar, saya langsung dipersilakan makan siang. Saya menolaknya secara halus, karena tidak enak. Masa baru nyampe langsung makan? Hehe. Padahal perut sudah keroncongan. Tapi karena Mba Niken staff Arsip memaksa, saya pun mengambil nasi. Tapi.. ternyata menunya sate dan sop kambing. Saya pun menyimpan kembali nasinya, karena saya tidak menyukainya. Akhirnya saya langsung menuju ruangan dengan perut keroncongan. Kasihan ya? Hehe.

Di dalam ruangan, sudah banyak yang hadir termasuk Pak Kadis, Bunda Risma, Bunda Nur komariah, Bunda Siti Aisah dan beberapa staff serta penulis lepas. Belum terlihat Bunda Edit di sana, mungkin bunda Edit masih di kantor Pajak. Setelah salaman kepada pak Kadis dan seluruh yang hadir dalam ruangan, saya pun segera menempati tempat duduk yang telah disediakan. Tak lama bunda Edit tiba, dan kami shalat dzuhur bersama.

Sekitar pukul 14.00, acara rapat dinas di mulai oleh Pak Kadis dan setelah itu kami mengadakan dialog dan tanya jawab. Merancang proses penyusunan buku untuk melestarikan peninggalan-peninggalan atau sejarah sebuah kecamatan sepanjang jalan anyer-panarukan tepatnya antara Leuwiliang sampai Jasinga. Karena di tempat ini banyak peninggalan sejarah yang khawatirnya suatu saat akan musnah. Maka sebelum itu terjadi,Dinas Arsip berinisiatif membuat buku tentang itu sekaligus untuk mengundang para wisatawan mengunjungi tempat-tempat sejarah dan harapannya bisa memberikan income pada masyarakat di sekitar. Melalui program DAPD dan program Bupati terkait City of Sport and Tourism.

Hasil rapat memutuskan, kecamatan Jasinga dipilih untuk kami tulis terlebih dahulu karena di sinilah peradaban Kabupaten Bogor di mulai. Kami pun sepakat akan mengadakan survey ke lokasi sebelum kami menulis buku dan menemui tokoh-tokoh masyarakat sebagai saksi sejarah dan juga mencari literatur di Perpusnas atau yang lainnya.

Rapat pun berakhir, kami pun foto bersama dan tak lupa saya serahkan buku kedua saya pada Pak Luthfie Syam selaku Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kab. Bogor.

Alhamdulillah kami (Bunda Edit, Bunda Rismalasari, Bunda Fitrilaila dan Bunda Nur serta saya) terpilih untuk ikut menulis buku tentang itu.

Jakarta, 01 Februari 2020

Dalia Halmahera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren... selamat ya.... semoga diberi kelancaran... In shaa Allah ikut bergabung...Jangan lupa tetap jaga kesehatan bu...

01 Feb
Balas

Keren. Mudah2an lancar ya dlm prosesnya

01 Feb
Balas

Wah hebat sukses terus bu

01 Feb
Balas



search

New Post