Pada Februari 2013, saya melihat ada secarik kertas putih di meja belajar. Saat ku baca, "Pemerintah beritahukan 60 ribu lowongan PNS. Juni 2013". Ini pasti bapak yang menyimpannya di meja belajar, karena saya sudah tertidur pulas, bapak pun meletakkan tulisan itu di meja. Saat membaca pesan singkat ini, saya mengerti. Bapak ingin agar saya ikut dalam lowongan itu. Bapak memang tidak pernah mengatakan apappun, tapi sebagai anak saya paham apa yang bapak maksud. Begitulah cinta bapak, tak pernah terlihat namun dapat dirasakan.

Maret 2013, ada pengumuman masuk kategori II atau tidak. Saya pun tidak ingin melewatkan pengumuman ini dan langsung menuju Disdik untuk menanyakan kebagian kepegawaian. Alhamdulillah, masuk kategori II. Itu artinya ada kesempatan untuk test CPNS jalur K2, yaitu testnya sesama kategori II. Berkas persyaratan pun kami lengkapi agar bisa ikut test CPNS. Sayang, berkasku hilang! Padahal berkas itu yang harus saya kumpulkan ke panitia ujian. Saya panik bukan main, karena berkas itu tersimpan rapi dalam file di sekolah tapi bisa hilang!

Alhamdulillah, di rumah ada yang aslinya jadi bisa saya fotocopy kembali berkasnya. Saya pun mengirimkan berkas itu ke panitia ujian. Sekitar awal pertengahan oktober, saya mendapat kartu test dan langsung cek lokasi ujian di IPB.

Pada 3 November 2013, saya mengikuti test CPNS jalur K2 dengan jumlah soal hampir 200. Saya pun konsen mengerjakan soal demi soal sampai berakhirnya waktu ujian tanpa tengok kanan kiri. Test pun berakhir dan saya langsung pulang ke rumah ibu.

Cukup lama kami menantikan pengumuman itu, sampai akhirnya pengumuman pun tiba.

Pada 11 Februari 2014, tepatnya pukul 23.00, saya mendapat telpon dari teman yang memberitahukan bahwa "saya lulus"! Rasanya seperti mimpi saat teman mengabari ini. Saya langsung buka Facebook, dan di sana teman pun mengucapkan selamat,kamu lulus! Masih belum percaya 100%, paginya saya mendapat print out nama-nama yang lulus dalam test CPNS jalur K2. Alhamdulillah, nama saya ada dalam daftar itu, saya langsung mengabarkan ini pada umi dan juga bapak.

Bapak, cintamu memang tidak terlihat dan terucap, tapi saya yakin ada do'amu untukku dalam setiap sujudmu. Saya bahagia, karena bisa memenuhi harapan bapak dan juga ibu. Terima kasih umi, terima kasih bapak, berkat doamu ananda bisa seperti sekarang. I Love You So Much.