DALIA HALMAHERA

Menulis bukanlah hobinya, namun saat pertama kenal SaguSabu Cianjur ia mulai teryarik untuk menulis dan menularkan virus menulis pada setiap orang yang di...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tragedi Selasa Pagi

Rabu, 19 Juni 2019

Selasa pagi sekitar jam 9 pagi, ada panggilan tak terjawab dari kakak. Waktu itu saya belum sempat telpon balik karena keburu mencuci pakaian. Sekitar jam 2 siang, saya telpon balik ke kakak. Alhamdulillah, telpon pun nyambung dan terdengar suara kakak di sana.

"Assalamualaikum, Ya. Bisa hubungi teteh Is, ga?kata Umi teh is disuruh pulang.

"Ada apa teh, kok teh Is suruh pulang?"

Umi kena musibah, Ya. Umi terpeleset di dapur saat mau mematgikan kompor!

"Ya Allah, terus gimana keadaan Umi, teh?" Umi ga bisa jalan!

Lemes sekujur tubuh saya waktu itu, karena hari senin saya baru pulang dari rumah Ibu dan Ibu baik-baik saja. Tapi selasa siang, Ibu sudah tidak bisa berjalan karena kakinya bengkak hingga telapak kakinya. Akhirnya setelah mendapat izin dari suami, rabu paginya saya kembali pujlang ke rumah Ibu karena hati tidak tenang.

Tiba di rumah, saya langsung salaman sama ibu, dan menanyakan kronologi hingga Ibu tidak bisa berjalan. Ibu pun menceritakan kronologinya.

Awalnya selasa pagi, Umi mau goreng uli buat Bapak. Umi sudah menyalakan kompor dan menaruh minyak dipenggorengan dan di simpan di atas kompor yang menyala. Tiba-tiba Umi merasa terganggu oleh dandang yanng menghalangi Umi untuk goreng. Akhirnya dandang pun umi bawa keluar untuk disimpan di luar dan membuang air yang ada dalam dandang dan mencucinya. Karena tidak ada gayung, akhirnya Umi ngambil gayung ke kamar mandi. Betapa kagetnya Umi saat itu, karena teernyata api sudah membumbung ke langit-langit dapur. Saking paniknya, umi mengambil keset dan membasuhnya dengan air. Air dari keset, menetes di lantai dan GUBRAAAAK! Umi pun terjatuh tak berdaya dan kaki umi seperti patah.

Di dalam kamar, Bapak mendengar suara jeritan umi dan Bapak pun menuju ke dapur. Betapa terkejutnya bapak, melihat api hampir ke atap langit-langit dapur. Bapak pun segera mematikan api dan menolong umi yang tetjatuh.

Awalnya Bapak akan pergi ke sungai, tapi mendadak Bapak duduk-duduk dulu di kursi di dalam kamar. Saya tidak bisa meembayangkan seandainya Bapak sudah berangkat ke sungai, entah apa yang terjadi dengan Umi dan rumah ini. Mungkin rumah kami hanis terbakar, karena di rumah hanya ada Umi dan Bapak. Ada kakak, tapi pisah rumah. Begitulah kjronologi yang menimpa Umi di selasa pagi, 18 Juni 2019.

Kini Umi terbaling tak bisa berjalan, jika ingin PUP, Umi duduk di atas karpet dan saya tarik. Sedih melihat keadaan Umi yang sekarang, tapi saya tidak bisa berbuat banyak. Hanya doa yang yang bisa dipanjatkan, semoga Umi sembuh sepertti sediakala. Aamiin.

Jasinga, 19 Juni 2019.

Halmahera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya Allah..semoga ibu lekas sembuh ya Bu

19 Jun
Balas



search

New Post