Antara Aku, Gemblong dan Perubahan

By Danang Margono

Tagur H-19

Entah mengapa sejak kecil sampai sekarang, aku kok suka banget sama jajanan yang terbuat dari singkong. Sebut saja ada gethuk, tape, gemblong, awul-awul, timus atau produk lainnya. Jika gemblong sudah tersaji rasanya nikmat banget. Seberapa nikmat sih?. Kalau udah digigit, wah terasa seperti menjadi orang kaya, semua isi dunia ada di genggamanku. Segitunya yah… asli ini bukan baper. Bukan saja nikmat tapi nikmat banget. Ha…ha.. bahagia itu sangat sederhana dan mudah sekali pilihannya.

Tapi meski jajanan favoritku jadul. Kayaknya aku bukanlah orang yang suka diam di tempat alias berada di zona nyaman. Makanan favoritku boleh jajanan tempo doeloe tapi aku orang yang suka belajar dan tantangan. Perubahan bukanlah lawan tapi kawan, peruahan adalah keniscayaan. Perubahan ada di sekitar kita. Setiap detik ada perubahan. Di dunia ini yang abadi hanyalah perubahan.

Maka ketika ada perubahan,langkah pertama yang aku lakukan adalah menemukenali perubahan itu. Selanjutnya berusaha responsof terhadap perubahan itu. Memahami perubahan, beradaptasi, membersamai sampai menggenggan perubahan. Kesulitan adalah adalah sebuah tantangan, selanjutnya dari tantangan itu muncul kreativitas, inovasi dan pada akhirnya menaklukan perubahan dengan senyuman.

Wah, jadi ingat lagunya mas Katon Bagaskara dalam KLAnis. “Taklukan dunia dengan senyuman”. Kata mas Dani DEWA “ Hadapi dengan senyuman. Hadapi dengan tenang jiwa, semua akan baik-baik saja”. Mudah bukan bagaimana kita membersamai perubahan. Gemblong harus tersaji ketika perubahan terjadi. Wow.. Begitulah aku, gemblong dan perubahan.