Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Tidak Boleh Berhenti Belajar (1)

Guru Tidak Boleh Berhenti Belajar (1)

Guru Tidak Boleh Berhenti Belajar (1)

By Danang Margono

Tagur H-11

Tahukah Anda, bahwa kalimat “guru yang berhenti belajar, sebaiknya berhenti mengajar adalah kalimat yang pernah disampaikan oleh pendiri dan sekretaris Pembina Indonesia Bermutu. Ya, dialah Dr. Deni Hardiana, M.Si. Beliau menyampaikan hasil diskusi yang digelar sekretariat Indonesia bermutu (IB) di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2016. Hadir pada saat itu pengurus dan peneliti IB. Mereka antara lain Deni Hardiana, Zulfikri Anas, Muhammad Dimyati, dan Afrizal Sinaro.

Ternyata pernyataan tersebut sudah lama dicetuskan. Booming dan viral setelah tahun 2021. Ya, saya baru mendengar pernyataan itu tahun 2021. Ataukah saya saja yang kudet alias kurang update. Dan sering disampaikan banyak narasumber pada sebuah webinar atau workshop tentang pendidikan. Apalagi menghangatnya pemberlakuan kurikulum prototype atau kurikulum paradigma baru atau kurikulum perubahan tahun 2022.

Kalimat tersebut bukan bermaksud menyindir bapak/ibu guru. Saya pribadi mamaknai pernyataan itu menjadi sebuah cambuk. Cambuk bagi saya untuk terus belajar. Tugas guru itu sangat berat. Mendidik generasi muda menjadi pemimpin masa depan bangsa. Menjadi pengukir dan pemahat masa depan mereka. Guru harus mampu menumbuhkembangkan potensi murid menuju kebahagiaan dan kesejahteraan (well-being).

Karena tugas berat itulah guru harus terus belajar. guru harus terus mengupgrade keilmuannya. Guru harus mengikuti perubahan yang setiap saat terjadi. Termasuk perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Guru harus merespon perubahan melalui adaptasi dan mengikuti perubahan. Murid-murid kita adalah generasi Z bahkan generasi alpha. Sejak dia masih kecil sudah menggunakan smartphone, yang bisa menjadi sumber belajarnya. Maka mereka bisa belajar dari benda istimewa tersebut. Sementara kita dilahirkan menjadi generasi X atau Y.

Generasi X atau Y atau guru saat ini menjadi generasi pendatang. Anak-anak kita sekarang adalah yang memiliki generasi saat ini (tuan rumah). Guru menjadi generasi pendatang di generasi sekarang. Maka sudah seyogyanya guru harus terus, terus dan terus belajar. Jika kita (guru) tak mau belajar, maka yakinlah murid-murid kita sudah memiliki pengetahuan, skill lebih hebat dan tinggi dari sang guru.

Jika guru tak mau mengupgrade keilmuan dan mengembangkan kompetensi diri, maka kita menjadi orang yang tak layak mengajar murid-murid kita. Jangan merasa cukup dengan ilmu yang telah kita miliki. Jangan merasa ilmu yang kita peroleh dibangku kuliah sangat cukup. Mungkin saja ilnu kita sudah expired. Kalau sudah berpikir demikian, maka kita telah berada di zona nyaman. Ayo keluar dari zona nyaman dan teruslah menjadi guru pembelajar.

Selanjutnya pak Dr. Deni Hardiana, M.Si. menyampaikan guru harus senantiasa belajar melalui membaca, berdiskusi dan menulis. Bagaimana guru harus mengimplementasikan belajar membaca, berdiskusi dan menulis ? ayo simak ulasannya pada artikel selanjutnya (BERSAMBUNG).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Btl bgt p Danang. Sy setuju. Gr ga mau berubah akan ditinggal zaman. Sy pun nenek hmpr pensiun ttp senang bljr. Sukses sllu p.gr

22 Feb
Balas

Mantap Bu.. terima kasih

07 Mar



search

New Post