Tahun 2017 sudah terlewati. Mengingat kembali jejak-jejak aktivitas setahun yang lalu. Bermula dari rolling alias mutasi guru SMP se kota bagi mereka yang memiliki masa kerja 20 tahun lebih membuat semua aktivitas, rutinitas, dan rencana pembelajaran kacau balau dalam setahun kemarin. Apa pasal? Setelah ditinggal mutasi 12 teman guru, otomatis akupun harus menggantikan pekerjaan yang di tinggalkan teman-teman. Ditambah lagi kekurangan guru mata pelajaran yang aku ampu. Mengajar 32 jam ditambah dengan sampiran waka sarana prasarana bukanlah hal mudah untuk membagi waktu. Otomatis tahun 2017 adalah tahun yang cukup melelahkan. Walaupun pekerjaan ada yang bisa di delegasikan ke teman yang lain, tapi ternyata banyak juga yang harus dikerjakan sendiri.

Pengalaman tersulit yang kualami adalah ketika sekolahku vacuum tidak ada Kepala Sekolah. Kenapa bisa terjadi? Akupun sampai hari ini tak pernah tahu jawabnya? Kepala Sekolah lama sudah pindah tugas ke lain instansi, sementara penggantinya belum ada. Kepala Sekolah PLt juga belum datang. Sementara saat itu bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru. Sekolahku termasuk salah satu dari sekolah favorit yang diingankan orang tua sebagai tempat untuk menyekolahkan anaknya. Sebagai wakil kepala sekolah maka aku harus pandai-pandai melayani orang tua peserta didik yang akan berkonsultasi. Saat itulah baru aku tahu betapa beratnya tugas kepala sekolah. Belum lagi ada orang tua yang mengaku dapat surat sakti dari pejabat dan banyak lagi dari ini itu. Hal itu sempat membuat aku dan guru lain yang mendapat amanah waka kurikulum tidak berani datang ke sekolah... Alhamdulillah semua bisa berjalan lancar tanpa harus mengecewakan banyak pihak. Kalau mengingat pengalaman itu kami hanya bisa tertawa terbahak-bahak.

Bolak balik ke dinas hampir selama enam bulan aku lalui, karena aku harus menyelesaikan laporan bantuan rehab bangunan, memeriksa segala keperluan sarana sekolah dan lain-lainnya membuat anak didik sering kutinggalkan. Tak ayal aku harus pandai-pandai membekali anak didik ku dengan trik-trik sederhana memanfaatkan waktu yang aku tinggalkan.

Ada perasaan bersalah menyelimuti benakku tahun ini, karena aku kurang maksimal mendampingi anak didikku dalam menimba ilmu. Walau aku sudah benar-benar meminta maaf kepada mereka, rasa bersalah itu tetap ada. Aku berharap semoga semester depan bisa maksimal membersamai mereka belajar.

Semester gasal sudah berlalu, malam ini aku menunggu SK mutasi yang akan aku terima di hari pertama semester genap. Itu karena masa kerjaku sudah genap 20 tahun. Bagiku mutasi adalah hal yang biasa, dimanapun aku mengabdi disitulah aku akan melakukan yang terbaik. Kotaku bukan kota yang luas seperti kota kabupaten, sehingga dimanapun kita mengabdi tidak akan terlalu jauh dari tempat kita tinggal. Alhamdulillah aku bisa naik segala model alat transportasi sehingga transportasi ke sekolah manapun tidak menjadi masalah. Tetapi melihat dari pengalaman mutasi teman-teman guru yang sudah terlaksana ada dua sisi yang bisa diambil antara lain:

1. Sisi positif.

a. Bagi kemajuan sekolah.

Dengan mutasinya guru dengan masa kerja lebih dari 20 tahun berarti membuka kesempatan bagi guru-guru muda untuk menduduki jabatan yang mungkin selama ini selalu dijabat guru senior. Walaupun tidak semua sekolah, ada berapa sekolah yang wakil kepala sekolahnya hampir sampai masa pensiun tidak pernah ganti, dan saat mutasi inilah generasi muda bisa menyegarkan kondisi sekolah.

b. Bagi guru yang mutasi.

Dengan mutasi, guru bisa memperoleh pengalaman yang berbeda, baik suasana sekolah maupun kondisi peserta didik. Diharapkan guru bisa berkarya lebih segar lagi di sekolah yang baru.

2. Dampak Negatif

a. Bagi peserta didik.

Mutasi yang diadakan pada saat tahun pelajaran berlangsung, apalagi menjelang Ujian Nasional bukanlah waktu yang tepat. Dengan pergantian guru, bukanlah hal yang mudah bagi peserta didik untuk bisa menyesuaikan diri dengan suasana baru. Peserta didik harus menyesuaikan dan memahami karakter guru mulai dari awal. Bagi mereka yang gampang menyesuaiksn diri itu bukanlah suatu masalah, tetapi bagi peserta didik yang sulit menyesuaikan diri, akan menjadi masalah yang tentunya akan mempengaruhi nilai akhir mereka.

b. Bagi guru yang di mutasi.

Dengan masa kerja lebih dari 20 tahun itu berarti guru tinggal memiliki tak lebih dari 10 tahun masa kerja. Artinya bahwa usia mereka sudah mendekati masa pensiun, artinya pula, mereka sudah setengah tua dengan rata-rata usia 50 tahun. Dengan arus transportasi yang sudah begitu padat, banyak di antara para guru yang mengalami kesulitan transportasi, apalagi banyak diantara mereka yang karena faktor usia sudah tidak lagi berani mengendarai motor. Guru dengan masa kerja lebih dari 20 tahun rata-rata memiliki rumah yang relative dekat dengan sekolah. Menggunakan transportasi umum untuk mencapai sekolah yang baru, yang rata-rata lebih jauh dari tempat mereka tinggal bukan hal yang mudah karena tidak setiap sekolah dilalui jalur transportasi umum.

Itulah catatan perjalanan kehidupanku selama tahun 2017. Besar harapan di tahun 2018, di sekolah yang baru aku bisa lebih produktif lagi, lebih bisa memberdayakan diri dengan kegiatan-kegiatan bersama peserta didik dan mampu mewujudkan cita-cita yang belum terwujud ditahun kemarin.