Dani Hamdani

"Setiap Kali Bertambah Pengetahuanku, Semakin Aku Sadar Akan Kebodohanku."...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lapar dan Bodoh, Mana yang Anda Pilih?

Lapar dan Bodoh, Mana yang Anda Pilih?

Tetaplah lapar tetaplah bodoh!”

Kutipan di atas diucapkan oleh mendiang Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios dalam sebuah acara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005. Sepintas lalu kutipan di atas mungkin biasa saja. Namun, jika dibaca lebih cermat, ada sesuatu yang istimewa dari ungkapan itu. Keistimewaannya terletak pada kata “lapar” dan kata “bodoh”. Mengapa demikian? Mari merenung sejenak!

Orang lapar adalah orang yang begitu mensyukuri arti sesuap nasi. Demikian juga orang bodoh adalah orang yang menghargai makna sebuah pengetahuan. Orang lapar berjuang mendapatkan makanan yang akan mengenyangkan perutnya. Sementara orang bodoh takkan berhenti untuk selalu belajar. Orang lapar selalu berusaha menjadikan keadaan hidupnya lebih baik. Orang bodoh tak mengenal kata lelah untuk terus menimba ilmu. Orang lapar senantiasa memutar otak untuk tetap survive agar tak digilas zaman. Dan orang bodoh selalu open minded akan hal-hal baru agar tidak ketinggalan zaman.

Setiap manusia pada awalnya tidak tahu apa-apa. Saat jabang bayi lahir ke dunia tak satu pun tiba-tiba bicara fasih meski orang tuanya ahli bahasa. Tidak ada orok yang sekonyong-konyong piawai berpidato walau ayah-ibunya orator ulung. Dan belum pernah pula kita dengar ada bayi yang mahir menulis novel meskipun ia terlahir dari rahim seorang novelist best seller. Ketidaktahuan kita akan segala sesuatu kala lahir benar-benar sempurna sebagaimana pengetahuan kita yang tidak pernah sempurna pula. Jika dulu kita adalah makhluk-makhluk mungil yang begitu awam, lugu, dan tak mengerti apapun, pantaskah kita somse alias sombong sekali dengan apa yang kita ketahui hari ini? Dan layak pulakah kita merasa cukup kaya dengan segudang ilmu yang telah diraih bila dibandingkan dengan pengetahuan Tuhan yang tanpa batas?

Pernah dengar Imam Syafi’i? Seorang ulama dan cendekiwan muslim yang karya-karya monumentalnya masih dikaji dan diamalkan hingga abad millenium ini. Beliau pernah berujar “Setiap kali bertambah pengetahuanku, semakin aku sadar akan kebodohanku.” Ungkapan beliau ini kurang lebih senada dengan apa yang dikatakan Steve Jobs di atas. Keduanya sama-sama menekankan pentingnya belajar terus dan terus belajar. Semangat untuk menimba ilmu tidak boleh padam. Bahkan bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan prinsip belajar dari sejak buaian sampai liang lahad. Itulah yang oleh kalangan pendidik di Barat sekarang disebut Long Life Education (pendidikan sepanjang hayat).

Rosulullah sendiri adalah model manusia paripurna yang haus akan ilmu. Coba kita renungkan kembali kalimat “Robbii zidnii ilman” yang termaktub dalam Al-qur’an. Bukankah frasa itu adalah lantunan do’a yang disampaikan Sang Nabi kepada Robb-Nya agar beliau senatiasa ditambahi ilmu? Jika Rosul yang dikaruniai kecerdasan (fathonah) luar biasa saja masih minta ditransfer ilmu melalui wahyu-Nya, apalagi kita yang bukan nabi dan rosul. Jauh lebih pantas, bukan? So, Tetaplah lapar tetaplah bodoh. Terus belajar dan belajar terus.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeen pake bingits

26 Jan
Balas

Terimakasih. Pilih lapar atau bodoh? Hehehe...

26 Jan

Ku follow ah, karena masih lapar.....

26 Jan
Balas

follow itu mengikuti...kikuk..kikuk...

26 Jan



search

New Post