Darul Lailatul Qomariyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AIR MATA BAHAGIA

AIR MATA BAHAGIA

Sudah hampir sepupuh menit Yola mondar mandir dari ujung pintu hingga samping meja belajarnya, ditekuknya wajah manisnya dengan tangan dilipat di depan perutnya. Sesekali ia berhenti di depan cermin, menelisik wajahnya sendiri, beroaling menatap gambar Papa yang terpajang di tembok kamarnya, lalu kembali mondar mandir. Terdengar ketukan pelan di pintu kamarnya, dan suara Mama terdengar memanggil namanya. Bergegas Yola membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan Mama masuk. Mama pun masuk dan duduk di tepi ranjang tidur Yola, tersenyum sambil melambaikan tangannya, meminta Yola mendekat. Yola menurut, melangkahkan kaki menuju ke ranjangnya dan duduk di samping Mama. Yola masih terdiam, sementara Mama meraih tangan Yola, diletakkannya di pangkuannya, seraya menatap wajah Yola, tajam namun lembut. Yola tak mampu menatap wajah Mama lama-lama, ditundukkannya wajahnya perlahan. Tanpa sadar, sebutir cairan bening mulai memenuhi kelopak mata Yola membuat pandangannya ke lantai mulai buram. Seakan mengerti jika Yola mulai menangis, Mama mengangkat wajah Yola perlahan, disekanya bulir air yang mulai membasahi kedua pipi Yola, beberapa kali diusapnya dengan jemarinya yang mulai berkerut karena termakan usia. "Gimana cah ayu, apakah sudah kamu fikirkan dengan matang tawaran Mama? Tak perlu memaksakan diri, jika memang kamu tak hendak, tak mengapa. Mama takkan memaksa kamu", ujar Mama setengah berbisik. Pertanyaan Mama membuat air mata makin deras mengalir di mata Yola. Serta merta dupeluknya Mama, sesenggukan di pelukan Mamanya, Yola mulai mengeluarkan apa yang ada di fikirannya beberapa hari ini. "Ma, Yola tahu betul Mama butuh seseorang untuk mendampingi Mama, menemani dan membantu segala kesulitan Mama. Yola tak ingin menghalangi kebahagiaan Mama, Yola hanya butuh waktu sedikit lagi untuk betul-betul mengerti jika Om Anis adalah pria terbaik buat Mama. Yola juga butuh sedikit waktu lagi untuk merelakan orang lain menggantikan posisi Papa. Mama mengerti kan?". Mama melepaskan diri dari pelukan Yola, ditatapnya wajah Yola lekat, air mata pun rupanya telah membanjiri wajah Mama. "Mama mengerti nak, sangat mengerti. Terima kasih karena kamu mau mengerti Mama. Terima kasih karena kamu mengijinkan Mama menikah lagi". Dipeluknya Yola erat-erat. Sementara air mata bahagia menghiasi wajah Mama, membuat Yola juga merasa bahagia karena melihat Mama bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah akhirnya bahagia itu datang.

08 May
Balas

Terima kasih apresiasinya bu Sutarti.Salam literasi

08 May



search

New Post