Sebelum tidur anak perempuanku berkata, " ayah besok kita jangan terlambat lagi, ustazah bilang upacara " sambil jalan ke kamar mandi. Aku ingat besok adalah hari senin, biasanya upacara dan sering telat. Ada saja yang menyebabkan keterlambatanku, mungkin single parent kali ya. Sabar..

Terlambat sangat membuat tidak nyaman agar tidak terjadi ku siapkan malam harinya, perlengkapan aku dan anak anak. Alhamdulillah paginya kami bisa melewatinya dengan manis. Aku beserta dua anak berangkat lebih pagi dari biasanya. Perasaan kami sudah senang karena diperkirakan kami sampai sebelum upacara berlangsung. Jarak sekolah dari rumahku sekitar 16 km. Biasanya macet namun sejak 3 bulan yang lalu sudah di lakukan pelebaran jalan di titik-titik macet maka jalanan lumayan lancar.

" lho kok macet lagi ya yah " kata anakku. Aku terpikir juga sejenak, " biasalah kakak macet sikit" kataku berusaha menghiburnya. Dalam hati aku mikir juga, kok udah macet. Biasanya kalau macet begini ada dua kemungkinan. Pertama ada kendaraan roda empat yang mogok di badan jalan dan kedua ada kecelakaan. Perjalanan kami makin melambat, jumlah kendaraan semakin banyak. Dua ratus meter dari lokasi kami terlihat Polisi Satlantas sudah memberi arahan agar berbalik arah. Lho balik arah, pikirku namun setelah kulihat situasinya memang sangat padat akhirnya ya gagal ikut upacara kami.Sekitar empat jam setelah kemacetan itu di sekolah ku dengar berita dari kawan kawan yang kebetulan searah dan juga dari berita online. Telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya seorang wanita (Sri) . Berita sedihnya lagi wanita yang meninggal itu akan melangsungkan pernikahannya lima hari lagi. Sebuah kisah yang tragis. Mas Arif dan mbak Sri niat mulia kalian belum tercapai, Kami turut berduka ,semoga Allah beri tempat terbaik untuk mbak Sri dan keluarga yang ditinggalkan dikuatkan untuk tetap sabar dalam cobaan ini.

#Day31

#tantangangurusiana