Kematian adalah salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap manusia. Entah kapan dan di mana pun akan datang menjemput setiap manusia.

Begitu pula dengan kepergian ibuku, beliau adalah sosok seorang ibu pekerja keras dan bijak. Saat itu beliau terlihat segar bugar menjalankan rutinitasnya sehari-hari ke kebun dan ke sawah. Pada saat itu pula dengan tiba - tiba beliau jatuh tersungkur tanpa sebab.

Hari demi hari beliau lalui, dengan raga yang tak berdaya, beliau bolak balik menjalani perawatan intensip di rumah sakit. Ajal pun bersiap untuk menjemputnya. Pada suatu hari beliau meminta untuk bertemu dan selalu berdekatan dengan ayahku. Bercengkrama seperti halnya orang sehat yang lainnya.Tanpa disangka sebelumnya, kondisi beliau semakin menurun dan menurun yang akhirnya terpaksa kubawa kembali ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan intensip.

Sesampainya di klinik ternyata semua usaha dokter sia-sia. Alhasil akhirnya ibuku dirujuk ke rumah sakit di kotà besar. Sesampainya di sana tidak disangka dan tidak diduga ibuku langsung ditempatkan di zona merah.Dokter dan suster silih berganti membantu memberikan pertolongan. Sesaat setelah itu datanglah seorang dokter dari bagian kerohanian. Beliau berkata dengan lembut bahwa datangnya ajal hanya Allah yang tahu.

Kami sekeluarga berusaha tegar menerima keadaan.Hanya doa yang bisa aku panjatkan semoga Almarhumah mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.Di sini di zona merahlah ajal pun telah menjemput ibuku yang sangat kucintai. Di zona merah pula cinta untuk anak-anak dan keluarganya berakhir.