Dartini

Pengawas SMP di Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web

Salah Kaprah Hari Ibu

Seharian ini semua medsos dan televisi yang kulihat menyajikan segala bentuk ucapan dan tulisan yang terkait dengan hari ibu. Semua bercerita tentang peran domestik sekaligus peran kodrati seorang ibu. Hari ibu dijadikan momen untuk mengingatkan segenap lapisan masyarakat dari anak-anak sampai orang tua tentang besarnya kasih sayang ibu untuk anak anaknya. Saat kubuat tulisan ini juga televisi di sebelah telingaku sedang menayangkan lagu kasih ibu. Nah ini yang salah kaprah

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu jauh dari maksud tersebut di atas. Ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit No 316 tahun 1953 yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, dimaksudkan untuk mengenangkan jasa dan semangat kaum perempuan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan. (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171222113320-282-264190/mengenang-kembali-sejarah-hari-ibu-di-indonesia ). Tanggal 22 Desember itu sendiri adalah tanggal diselenggarakannya Konggres Perempuan Indonesiaa 1 tanggal 22 – 25 Desember 1928. Agenda utama Konggres Perempuan Indonesia I adalah persatuan perempuan nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, hingga pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya. Kongres Perempuan Indonesia II kemudian digelar Juli 1935. Dalam konggres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang

http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/12/20/hari-ibu-22-desember-2017-ini-sejarah-hari-ibu-ternyata-sekarang-diartikan-jauh-berubah.

Jadi peristiwa yang menjadi latar belakang dan alasan lahirnya hari ibu sangat jauh dari peran perempuan sebagai ibu yang lebih dikenal sebagai peran kodratinya dan peran sebagai pengurus umah tangga yang sangat domestik itu. Agenda kongres menunjukkan bahwa peristiwa itu adalah bagian dari peran perempuan di sektor publik. Dari ikut sertaa dalam perjuangan mencapai kemerdekaan perbaikan kesejahteraan perempuan dengan perbaikan gizi dan balita samapi erlindungan perempuan dalam kasus pernikahan dini, bahkan perjuangan melindungi buruh. Semuanya adalah isu-isu penting yang sangat berkait dengan hak azasi manusia. Sangat publik !! Tetapi kenapa kemudian menjadi sangat domestik ? Wallohu a’lam ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalau saya lebih ke penghargaan kepada ibi. Agar semua ingat kewajiban berbuat baik pada ibu. Karna ibu dapat menggantikan tapi takan bisa tergantikan. Semua hari adalah hari ibu. Bagi yang masih mempunyai ibu. Makasih infonya bu. Salam literasi.

22 Dec
Balas

Salam literasi juga, Semua hari memang hari ibu, yg tgl 22 sejarahnya yg sy tulis itu ..

23 Dec

Betul, Bu. Bahkan ada yg bilang hari ibu itu tg 11. Sedangkan tg 22 hari bapak. Coba simak lagunya: 11...aku sayang ibu. 22 ...aku sayang bapak....hehehe. Bu Dartini siplah!

22 Dec
Balas

Aku selalu sayang bapak ... he he he

23 Dec

Ternyata seperti itu ya bu. Jadi tahu sekarang.

22 Dec
Balas

Iya tuh

28 Dec



search

New Post