Semester genap pada setiap tahun pelajaran selalu dipadati dengan kegiatan penilaian akhir. Waktu efektif kegiatan belajar mengajar menjadi sangat terkurangi. Rasanya baru pembelajaran beberapa minggu, kelas 9 sudah harus menjalani penilaian akhir semester. Sebentar kemudian Ujian Praktek sudah dimulai, dilanjutkan dengan ujian nasiona dan ujian sekolah tulis. Belum lagi dengan kesibukan menjalani beberapa kali try out. Di era UNBK kegiatan bertambah dengan gladi bersih atau simulasi. Sehingga kegiatan pembelajaran kelas 9 sebetulnya sangat sedikit. Bagi kelas 7 dan 8 efektifitas kegiatan pembelajaran juga sangat terganggu dengan kegitan kegiatan kakak kelasnya

Minggu ini sekolah sekolah diKabupaten Purbalingga menyenggarakan Penilaian Tengah Semester bagi kelas 7 dan 8 serta Penilaian Akhir Tahun bagi kelas 9 secara bersamaan selama satu minggu. Kemudian minggu depan mulai tanggal 16 banyak sekolah menyelenggarakan Ujian Praktek. Managemen Ujian Praktek antar sekolah sangat beragam. Beberapa sekolah menjadwalkan ujian praktek mata pelajaran yang sama untuk semua siswa kelas 9. Sehingga kurun waktu yang digunakan sesuai jumlah mata pelajaran yang diuji praktekan. Beberapa sekolah menjadwalkan beberapa mata pelajaran secara bersamaan dalam satu waktu, siswa yang terbagi dalam kelompok kelompok. Ada beberapa sekolah mengkombinsikan kedua cara itu, beberapa mata peelajaran di selenggarakan bersama bagi semua siswa dalam satu waktu satu pelajaran, ada yang bersamaan waktunya.

Mata pelajaran yang menggelar ujian prakteknya secara masal bagi semua siswa dan semua kelas menyebabkan sumber daya manusia yang digunakan banyak (bagi sekolah besar). Guru mata pelajaran yang bersangkutaan hanya menjadi penyusun soal dan korektor sedangakan pengawas ruang adalah guru lain, karena tidak memungkinkan guru mata pelajarannya menjadi pengawas bagi semua ruang. Cara ini hanya tepat digunakan bagi penilaian ketrampilan dengan jenis penilaian produk. Misalnya membuat laporan, melukis, membuat peta tematik, dan lain lain. Tetapi tidak memungkinkan untuk penilaian praktek atau unjuk kerja, karena pengawas tidak menguasai materi ujiannya. Kelemahan lain teknik ini mengabaikan proses, padahal esensi ujian praktek ada pada proses. Kelebiahan cara ini efisien waktu.

Berbeda dengan mata pelajaran yang menggelar ujian praktek dengan menilai proses menyebabkan pengujinya harus guru mata pelajaran yang bersangkutan. Jika siswanya banyak, maka guru mata pelajarannya harus mengamati semua satu persatu. Oleh karena itu membutuhkan waktu yang lama. Cara ini menyebabkan penjadwalan di sekolah yang membagi siswa dalam kelompok kelompok yang kemudian secara bergantian menghadap ke penguji. Jadwal dibuat bergilir antar kelompok. Urutan dan waktu pelaksanaan diatur mengkombinasikn kelompok dan mata uji. Cara ini efisien tenaga karena guru mata pelajaran sekaligus penguji dan penilai, jadi tidak melibatkan guru lain. Teknik ini juga lebih tepat, karena esensinya ujian praktek itu mengukur ketrampilan yang bisa ditunjukkan (unjuk kerja/praktek). Kelemahannya butuh waktu yang banyak. Dan itu berarti sangat mengurangi efektifitas pembelajaran kelas bawahnya serta mengurangi efektifitas persiapan ujian tertulisnya.

Oleh karena itu perlu dicari formula yang tepat agar kegiatan ujian praktek bisa lebih efektif, efisien dan tetap sesuai esensinya sebagai penilaian akhir aspek ketrampilan. Ujian Praktek Kolaborasi Mata peajaran bisa menjadi alternatif. Dengan teknik ini satu kegiatan yang dijalankan siswa bisa dinilai oleh beberapa mata pelajaran sekaligus. Cara ini akan menjadikan siswa bisa fokus karena hanya beberapa kegiatan saja yang harus dilakukan. Waktu yang dibutuhkan juga bisa singkat. Kebutuhan tenaga untuk mengurusnya juga sedikit. Dan yang terpenting tidak kehilangan esensi sebagai penilaian ketrampilan.

Sekolah bisa menentukan kegiatan yang akan dipraktekan siswa, kemudian dewan guru akan mempertimbangkan mata pelajaran apa yang dapat bergabung dan berkolaborasi dalam kegatan tersebut. Bisa saja sebuah peristiwa sejarah yang disajikan oleh guru IPS , siswa diminta membuat naskah drama oleh guru Bahasa Indonesia berdasarkan kisah tersebut. Naskah diketik di komputer sesuai ketentuan yang dibuat guru TIK/informatika. Drama dipentaskan dengan format pentas seni. Penilaian dapat dilakukan oleh guru IPS dengan rubrik yang menilai alur cerita, kebenaran isinya, pengembangan nilai nilai kebangsaan yang terkandung di dalamnya. Guru Bahasa Indonesia dapat menilai naskah drama yang dibuat siswa sesuai kaidah kaidah sebagai sebuah naskah drama, dapat pula menilai penggunaan bahasa dalam pementasannya. Guru TIK menilai proses pengetikannya serta produknya. Guru kesenian menilai pementasannya.

Sementara itu guru Bahasa Inggris berkolaborasi dengan guru Prakarya aspek pengolahan untuk materi teks procedure. Siswa mengolah “resep” yang ada pada materi teks procedure. Sementara mata peljaran Prakarya aspek budidaya dapat berkolaborasi dengan pelajaran IPA biologi. Selain itu mata pelajaran IPA fisika bisa memraktekan pembuatan larutan yang bisa dipakai sebagai pewarna kain yang digunakan dalam kerajinan batik atau jumputan dari mata pelajaran Prakarya aspek kerajinan. Dapat juga melukis/membatik tulisan Jawa atau wayang menjadi kolaborasi yang pas antara mata peljaran seni budaya aspek seni lukis dengan guru Bahasa Jawa. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Agama yang meminta siswa menulskan naskah ceramah Isro Miroj dan kemudian mempraktekan ceramahnhya dengan guru Bahasa Indonesia dan dngan guru TIK untuk pengetikannya. Guru IPS dapat meminta siswa untuk menyajikan data kependudukan didaerahnya engan format excel yang diajarkan oleh guru TIK. Dan lain sebagainya.