Darul Setiawan

Guru PJOK Alumnus S1 Pend. Olahraga Unesa Karir Mengajar: SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, SMP Negeri 3 Sidoarjo ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Nadjib (4)

Rindu Nadjib (4)

Bulan Januari adalah pertengahan. Di antara lahir dan wafatnya sosok inspiratif Nadjib Hamid. Beliau lahir pada bulan Desember dan wafat pada April.

Dalam kultur yang tak mengenal miladiyah dan hauliyah seseorang, praktis mudah lupa akan kenangan jasa dan kiprah tokoh yang telah berpulang dulu ke Rahmatullah.

Nadjib Hamid orang yang senantiasa getol menulis tarikh seseorang. Jika ada kabar wafatnya tokoh Muhammadiyah, terutama di Sidoarjo, Pak Nadjib langsung merespon untuk kirim pesan. "Mas, tolong ditulis ya," begitu pesan beliau beberapa kali.

Abah Nadjib, panggilan kami ke beliau, juga termasuk sosok pembuka sekat, pengumpul balung pisah, dan perata strata. Dari beliau, saya mengenal PWM Jatim lebih dekat. Mampir dan berdiskusi ke kantor Matan. Dan mengenal para pimpinan Muhammadiyah tingkat wilayah lebih dalam melalui ceramah atau kajian yang diliput.

Pengumpul balung pisah, saat anak-anak 'berdarah Muhammadiyah' dikumpulkan dalam satu wadah. Tak mengenal dia itu sudah lama berMuhammdiyah atau baru menjadi 'mualaf'. Potensi yang dimiliki seseorang itulah yang dilihat. Untuk dimaksimalkan meraih kegemilangan.

Beliau juga perata strata. Tidak mengenal kasta. Egaliter. Beliau penyambung lidah kader-kader yang dibawah dengan para pimpinan Muhammadiyah untuk mencari jalan keluar. Pak Nadjib juga sosok yang tidak malu berjualan buku saat ada Kajian Ramadhan di UMM. Buka lapak saat beliau diundang dalam kajian sebagai narasumber.

Sosoknya kini dirindukan dan dinantikan. Ketika tidak banyak yang berani mengritik pimpinan yang dinilai salah arah. Setiap yang bertemu Nadjib Hamid akan sungkan. Karena tidak ada titipan kepentingan. Ghirahnya hanya untuk persyarikatan. Waktu dan tenaganya untuk mengurusi Muhammadiyah.

Kini, para kader pelanjutnya ingin meneladani kiprah perjuangannya. Jika ada jalur kultural, mungkin dari acara nonformal mengenang kepergiannya. Salah satu jalannya adalah melalui buku. Dengan banyak membaca sejarah, menyibak kisah yg belum terejawantah.

Pak Nadjib, salah satu hamba Allah yang kepergiannya membuat banyak orang berduka. Kapundutnya ditangisi ribuan orang. Kehadiran sosoknya dinantikan beragam kalangan. (*)

Porong, 2 Januari 2022

Tantangan Menulis Gurusiana 365 #4

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post