Petang itu jalanan relatif lengang. Maklum, orang-orang sedang menunggu partai final piala AFF yang malam itu digelar. Termasuk Jono dan Joni, dua pemuda tanggung kluntang-kluntung. Mereka menjadi sahabat karib, sejak mereka sama-sama merasakan satu nasib: belum punya pekerjaan.

Dengan motor keduanya berboncengan. Tanpa helm dan masker. Jono yang nyetir di depan, Joni dibelakang. Bagi mereka, ngebut benjut hanya soal beruntung atau sedang sial. Di jalanan kampung itu mereka ngegas sampai kecepatan 80 km/jam. Wussh, tiba-tiba saat belok kanan dilihatnya ada mobil Sedan. Hampir saja motor yang dikemudikan Jono menabrak mobil warna abu-abu metalik tersebut.

Joni yang duduk di belakang kaget, dia sontak mengumpat pengendara Sedan. Tak tanggung-tanggung, nama-nama hewan dikeluarkannya dari kebun binatang. Motor mereka yang sudah melewati mobil diberhentikan. Jono pun ikut-ikutan menantang gagah pengendara Sedan dengan lantang. "Hey, biasa ae be'e nggawe mobil," ujarnya tanpa merasa bersalah.

Mobil Sedan itu pun berhenti. Pengendaranya membuka pintu dan bergegas keluar. Jono dan Joni yang melihatnya langsung pucat pasi. Digeber motornya sampai lari tunggang-langgang. Mereka kaget, yang ditantangnya ternyata seorang tentara.

Tantangan Menulis Gurusiana 365 #6

*Diambil dari kisah nyata, nama tokoh dan foto pendukung hanya pemanis belaka.