Darul Setiawan

Guru PJOK Alumnus S1 Pend. Olahraga Unesa Karir Mengajar: SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, SMP Negeri 3 Sidoarjo ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sesekali Jadi Orang Penting, Belajar Arti Hidup dari Sang OB
Buku Sesekali Jadi Orang Penting

Sesekali Jadi Orang Penting, Belajar Arti Hidup dari Sang OB

Sesekali kita menengok kisah tentang orang yang dianggap kecil tapi berhati besar. Bukan karena kedudukannya, tapi karena loyalitasnya yang tak terbatas. Kalau boleh menyebut salah satunya, dialah Soerijadi, biasa dipanggil Cak Sur. 

Cak Sur bukan siapa-siapa. Dia hanyalah office boy (OB) Jawa Pos. Tapi kisah hidupnya luar biasa. Dibukukan. Pengantarnya mulai dari Nany Wijaya, Dhimam Abror, hingga Dahlan Iskan. Edyan!

Boleh dibilang Cak Sur orang yang beruntung. Dia tak tamat pendidikan formal. Keikutsertaannya dalam keluarga besar Jawa Pos juga karena menggantikan sang ayah yang purna tugas. 27 tahun lebih di Jawa Pos--mengawali karir dari bawah hingga 'naik kasta' sebagai penagihan dan periklanan--Cak Sur tak pandang bulu dalam berteman. Loss ga rewel, khas arek Suroboyo. Temannya mulai sesama OB sendiri, wartawan, redaktur, hingga direktur. 

Di pengantarnya, Dhimam Abror menyebut Cak Sur sebagai Prabu Kantong Bolong, sebuah gelar dari kisah Petruk dadi Ratu. Dhimam mengatakan demikian, karena sang Prabu pernah didaulat menggantikan Dahlan Iskan saat memberi pidato sambutan. Bukan pidato main-main, tapi benar-benar pidato formal di hari ulang tahun koran tersebut. 

Kala itu, dia menarget tiras koran Jawa Pos harus bisa sampai 2 juta eksemplar. Hah! Dia ternyata tidak sembarang sebut. Tapi, itu karena mengacu pada salah satu koran Jepang yang pernah dibacanya di Perpustakaan Jawa Pos. Kemudian dia ambil persentase dengan penduduk Jawa Timur, lalu muncul-lah angka 2 juta tersebut. 

Dahlan Iskan sendiri punya cerita 'seru' bersama sang Prabu. Yakni dua kali terkunci di kantornya di Kembang Jepun. Gara-garanya, karena disangka kantor tidak ada orang dan dikira semuanya sudah pulang. Eh, ndilalah ada Pak Bos--panggilan Dahlan Iskan--yang berada di ruangan. Tertidur di bawah meja kerja. 

Tapi Dahlan Iskan juga seorang manajer yang hebat. Dia senang dengan kejujuran Cak Sur. Dahlan Iskan bahkan pernah mengajak Cak Sur rapat bareng. Karena saat itu rapat sedang buntu. Maka dipanggillah Cak Sur. Dia diminta ngomong apa saja terkait kantor. Mulai dari para pimpinan yang paling datang awal, hingga kebiasaan mereka. Itulah salah satu gaya Dahlan Iskan ketika memimpin. Luar biasa!

Dahlan Iskan bahkan masih ingat Cak Sur. Walau keduanya sudah tidak lagi di Jawa Pos. Cak Sur bahkan diundang di Podcast Dahlan Iskan. Penontonnya sudah ribuan. 

Cerita lainnya banyak tersaji dalam buku ini. Termasuk saat Cak Sur salah kirim SMS pada Nany Wijaya, salah satu petinggi Jawa Pos. Isi SMS-nya mendoakan segera cepat mati. Padahal Nany Wijaya baru selesai dioperasi. Wkwk...

Membaca buku ini kita akan disuguhi kesahajaan, kejujuran, dan sikap apa adanya masih menjadi 'mata uang' yang berlaku di mana saja. Buku ini semacam oase di tengah padang tandus, memberi kesejukan di tengah dinamika hidup yang kusut masai dan penuh dempulan. (*)

Judul Buku: Sesekali Jadi Orang Penting

Penerbit: PT Media Konco Lawas 

Penulis: Fuad Ariyanto dan Yarno

Tebal: 130 halaman

Terbit: September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post