Darwis Kadir

Guru yang mencoba merangkai kata,untuk sebuah kalimat bermakna....!!! Bertugas pada daerah pelosok yang asri. PUJANANTING,apakah anda pernah mendengar tempat it...

Selengkapnya
Navigasi Web

Penghuni rumah tua part 1

Sorot mata yang tajam itu menatapku di sebuah pergantian siklus. Dari terang menuju kegelapan. Sorot mata itu bersumber dari celah dinding rumah tak berpenghuni. Suara belalang tiba-tiba terhenti,ketika derap kakiku melewati pekarangan rumah itu. Bola mata yang menyerupai bohlam bersinar merah itu terus menyorot. Hawa panas mulai terasa,pemilik bola mata itu mulai meneror dengan mencoba menahan laju kayuhan sepeda. Sepertinya ada kekuatan gaib yang mengikat roda sepeda untuk bergeming.

Tiba-tiba sepeda terhempas ke kiri dan dengan kesadaran yang tersisa kumelompat. Aku tersadar ini bukan waktunya main-main. Sepertinya pemilik sorot mata itu mengingkan diriku celaku. Dengan terpejam,aku mengatur napas yang sempat ngos-ngosan. Mengalihkan pendengaran dari suara desau angin yang bertiup. Sebuah pesan yang mirip hardikan terdengar

"Ini bukan jalan kalian wahai manusia"

"Lalu ini jalan siapa ?" dengan ragu kumenjawab. Apakah benar pemilik sorot mata itu mengirim pesan disela desau angin.

"Ha...ha…..ini tempat kami,ratusan tahun kami sudah disini" suara itu mulai terasa jelas.

"Siapa kisanak " ?😁

"Aku Latumbaga, penjaga tempat ini"

"Kenapa kisanak mengganggu saya"?

"Kamu yang mengusik saya duluan,dengan doa-doamu "

Aku mulai paham,tampaknya ini golongan lelembut yang mulai dengan perangkap setannya untuk menjerumuskan manusia.

"Ha….ha….ha…." Aku mulai tertawa mencoba mengusir rasa takut,ketika tiba-tiba bulu kudukku merinding. Nampaknya dia mulai mendekatiku. Sorot mata merah itu lenyap,yang ada kini kegelapan.

Aku mundur beberapa langkah.

Hening……

Braak….sebuah ranting pohon jati terjatuh.

Aku terlonjak,makhluk ini terus meneror. Angin kemudian berhembus kencang sampai daun-daun jati berguguran.

"Ha..,,ha.,,,anak manusia,larilah kalau engkau tak mau celaka..."

"Aga tosi" ? 😁Dialek Bugisnya muncul dalam kepepet.Dirasa mulai dipermainkan,aku berteriak.

"Woi….kamu tidak kenal saya,murid dari

Imam Lapeo..."

Tak ada balasan…….

"Woi….kamu takut rupanya" gantian aku kini yang menggertak walau dengan kaki yang mulai beku menahan tetap berpijak.Aku merasa di atas angin.

Sebuah bayangan putih berkelebat,terkikik melompat dari teras rumah kosong itu.Dia berdiri tiga depa dari hadapanku.

Kelihatan sosok putih tak menapak bumi menebar bau bunga kantil.

Kini kami berhadap-hadapan….!

BERSAMBUNG...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya pak.

24 Jun
Balas

Mantap Pak lanjut dan salam literasi

24 Jun
Balas



search

New Post