Darwoto

Saya mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di SMK Tunas Bangsa Tawangsari Kabupaten Sukoharjo sejak tahun 2009....

Selengkapnya
Navigasi Web

Meninggalkan Jam Mengajar

Beberapa purnama tidak menulis di Gurusiana.id Diri ini terlalu permisif untuk malas menulis. Saat terlintas tulisan seorang teman di lini masa Facebook, saya terpantik untuk menulis kembali.

Sebenarnya, saya ingin menulis sesuatu yang ringan-ringan saja. Tidak tahu kenapa saat membuka laptop dan saya ingat guru senior di sekolah tempat saya mengajar pernah berbagi cerita tentang kejadian guru yang meninggalkan jam mengajar untuk menyusun portofolio sebagai dokumen prasyarat pencairan TPG beberapa waktu yang lalu.

Akhirnya, saya menulis opini hari ini dengan judul Meninggalkan Jam Mengajar.

---

“Maaf ya, anak-anak. Pak Guru mau menyusun berkas untuk pencairan tunjangan profesi guru (TPG) di perpustakaan. Tugas yang sudah saya berikan harus diselesaikan. Nanti dikumpulkan di meja pak guru.” pesan guru IPA kepada siswanya.

Peristiwa di atas adalah salah satu fenomena yang terjadi di sekolah beberapa waktu lalu. Guru masih diwajibkan mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung sebagai syarat pencairan TPG dan memberikan tugas kepada siswa secara manual.

Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi manakala tenaga administrasi sekolah (TAS) sudah menyusun administrasi kepegawaian dengan tertib sejak awal guru bertugas di sekolah tersebut. Namun, nyatanya tidak semua dokumen guru ada di TAS dan batas waktu pengumpulan berkas pencairan seringkali pendek. Kondisi ini mambuat guru harus turun tangan menyusun dokumen tersebut dan meninggalkan jam mengajar agar hak guru dapat terpenuhi.

Selain itu, dengan memberikan tugas kepada siswa dan memintanya untuk mengumpulkan di meja guru itu sebenarnya tidak perlu terjadi lagi. Dengan dikumpulkannya tugas siswa di meja guru, itu akan menambah pekerjaan guru. Pastinya guru harus mengoreksi tugas itu. Ini membutuhkan waktu.

Agar tidak terjadi, guru meninggalkan jam mengajar dengan alasan yang saya bagikan di atas, kiranya perlu kesadaran bersama antara TAS dan guru. Ketika ada guru yang mulai bertugas di sekolah, TAS perlu menyampaikan dokumen-dokumen yang harus diserahkan kepada TAS. Kemudian, TAS menyusun dokumen guru secara tertib dan mudah telusur. Sehingga ketika dokumen guru itu dibutuhkan untuk syarat memperoleh TPG atau yang lainnya, dokumen itu sudah ada. Dokumen yang dibutuhkan bisa dibantu disiapkan oleh TAS. Guru bisa focus dengan tugas utamanya, yaitu mengajar.

Selain mengajar, guru harus menyiapkan beberapa dokumen persiapan mengajar seperti: kalender pendidikan, jadwal mengajar, jurnal mengajar, program tahunan, program semester, silabus/alur tujuan pembelajaran, RPP/modul ajar, presensi, dan penilaian. Kalau guru tidak piawai dalam melaksanakan tugasnya ini, rasanya tugas guru itu berat. Dengan memanfaatkan teknologi dalam melaksanakan tugas guru, beban yang ada pada pundak guru tidak terasa berat.

Memberikan tugas kepada siswa ini dapat mengurangi beban guru dalam memberikan penilaian. Kalau saat ini masih ada guru yang memberikan tugas dengan ditulis di kertas atau buku, kemudian dikumpulkan ke meja guru. Ini akan menambah beban tugas guru.

Sekarang banyak teknologi yang bisa digunakan untuk melaksanakan penilaian.

Dimana teknologi tersebut bisa mengoreksi secara otomatis atas jawaban siswa. Jadi, ketika guru terpaksa harus meninggalkan jam mengajar karena ada sesuatu hal, guru bisa memberikan tugas kepada siswa dengan format yang sudah kita siapkan sebelumnya dengan teknologi yang bisa mengoreksi secara otomatis.

Sehingga saat guru selesai mengerjakan tugas di luar mengajar, tidak terbebani masih harus memeriksa tugas yang kita berikan kepada siswa karena guru meninggalkan jam mengajarnya.

---

Semoga bermanfaat. Kalau susunan kata dan kalimat kurang nyaman dibaca, saya menerima dengan senang hari koreksinya, hehehe.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Sukses selalu. Salam literasi!

26 Jan
Balas

Menurut saya kalau guru tertib dan rapi dalam menyimpan berkas, ga akan kerepotan seperti ini, tnggal menyusun ulang. Kalau ada tambahan baru minta tolong TAS atau pihak yang berkaitan.

26 Jan
Balas

30 tahun pakde selalu menyiapkan berkas sendiri Mas.Baru 4 tahun terakhir dibantu TAS/Tendik sekolah.Itupun berkas untuk PAK Tahunan saja.Kerena pakde istikamah 4.a sejak 2005 hingga sekarang. Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih doanya untuk SMP pakde.

27 Jan
Balas

Tapi kenyataannya TAS lebih banyak membantu adm pimpinan saja pak...hehehe....salam literasi

26 Jan
Balas

Ulasan yang sangat keren pak Darwoto salamkenaijn follow dan follow back ya terima kasih

27 Jan
Balas

mantap keren cadas... ulasan keren menewen, mencerahkan... salam literasi sehat sukses selalu mas Darwoto bersama keluarga tercinta

27 Jan
Balas



search

New Post