Entah apa yang terjadi padaku. Saat waktu mendekati limit 21.00 WIB belum juga terkirim tugas hari ini dari emailku ke email instrukturku (Pak Eko). Kekurangmahiranku menggunakan perangkat komputer seperti mengirim file dengan email membuat aku pusing tujuh keliling. Lebih setengah jam mengutak-atik komputer di email tidak juga terkirim. 

Di saat kritis aku mengambil nafas panjang. Ada juga senyum sumbing karena kayaknya terkirim file orang lain. Tentu instrukturku (Pak Eko) akan bingung, bahkan bisa kesal.

"Ini apa orang ni?", mungkin beliau akan berguman begitu.

Aku jadi malu. Aku berharap Beliau maklum dengan kekurangmahiranku.

"He...he... maafkan diriku ya, Pak!" gumanku.

Aku bersandar di kursi. Tidak berapa lama aku bangkit. Aku menyemangati diriku dengan berbicara sendiri.

"Aku tidak boleh menyerah. Bukankah aku sudah berjanji akan terus melangkah?" begitu bisikan hatiku.

Aku jadi ingat ungkapan ekstrimku, orang bisa mengapa aku tidak bisa, apa aku tidak orang?

Kuulang dari awal. Mulai jariku menari di keyboar komputarku. Ku buka google. Alhamdulillah, terlihat di sudut kanan layar komputerku kata gmail. 

Aku berteriak, "Nah inilah kau. Tadi ke mana saja? Kucari-cari selama itu". 

Akhirnya tugasku terkirim juga. Kulirik jam di dinding kamarku menunjukkan pukul 09.41 WIB. 

"Waduh, malu aku. Selama ini aku menilai sikap siswa, lebih khusus aspek tanggung tawab, ternyata aku gurunya seorang yang tanggung jawabnya rendah. Kalau anak didikku tahu betapa malunya aku". 

Ternyata "tanggung jawab" itu hanya mudah di sebut. Kadang situasi bisa membuat kita kurang bertanggung jawab. 

"Ya, sudahlah. Paling tidak Pak Eko menilai aku masih punya tanggung jawab, walaupun rendah. Jika aku tidak mengirim tugas, bisa-bisa dicap sebagai guru yang tidak bertanggung jawab. Di mana mukaku ku letakkan?" gumanku dalam hati.

Akhirnya ku kirim pewan lewat WA ke Instrukyutku (Pak Eko), "Aslm Mas, maaf baru terkirim, terkendala email tadi eror".

Tak disangka Pak Eko membalas,"Siaap pak".

Beban batinku sedikit berkurang dengan balasan beliau walau hanya dua kata saja. Semangatku timbul lagi. Kuungkapkan kejadian malam ini dalam akaun "Gurusiana"-ku. Akhirnya aku seperti terbebas beban berat di pundakku. 

Aku bersyukur,"Alhamdulillah ya Allah, memang engkau selalu mengujiku. Semoga aku selalu lulus di setiap ujian-Mu, aamiin ya Rabbal 'Aalamiin".