Dati Dahliana, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Horor Di Perkemahan PH 50

Cerita Horor Di Perkemahan PH 50

Malam menjelang aku dan istriku sudah mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk anakku. Maklum saja Wais yang masih bayi harus terjamin segala kebutuhannya, rencananya besok pagi kami akan pergi ke perkemahan PH 50 dimana tempat tersebut diadakannya kegiatan LDKS. Aku tak ingin ketinggalan di acara pembukaan kegiatan LDKS yang diselenggarakan oleh sekolahku. Tapi sayangnya istri dan anakku tak bisa menginap di perkemahan karena udara yang sangat dingin yang tak memungkinkan untuk seorang bayi tidur ditempat seperti itu.

Kami sampai di tempat perkemahan kira-kira pukul 8.30, aku melihat tempat yang begitu luas dan banyak sekali pepohonan yang tinggi dan besar, suasana itu seperti hutan tapi yang sudah tertata dengan rapi. Banyak tenda yang sudah didirikan begitu lucu dan unik sekali, aku melajukan kendaraanku dan parkir tepat di Villa tempat peristirahatan guru lainnya. Tampak beberapa rekan yang sudah datang terlebih dahulu, kami disambut hangat oleh teman-teman dengan senyuman dan sapaan manis yang terucap dari mulut seluruh sahabat guru..

Pagi itu suasana tampak terlihat hiruk pikuk, banyak peserta didik yang datang silih berganti. Acara pembukaan LDKS yang sebentar lagi akan dihelat membawa suasana agak sedikit ramai dalam mempersiapkan segala sesuatunya, tanpa terkecuali aku, istri dan anakku yang masih bayi menyempatkan hadir di acara tersebut.

Waktu sudah menunjukan pukul 10 kurang lebih, namun tiba-tiba saja aku melihat muridku di dalam Villa yang sedang sakit diujung dekat pintu yang sedikit agak gelap, mukanya tampak pucat sekali, badannya selalu memeluk kakinya, sesekali dia menengadahkan mukanya, ketika aku tanya “Syafa kenapa kamu sakit?” dengan tertunduk lesu diapun menjawab, “Gak pak hanya pusing saja sembari memijat kepalanya dengan jari telunjuknya. Aku lantas berinisiatif memberikan kayu putih padanya agar dia merasakan kehangatan dari aroma kayu putih tersebut. “Nih syafa pakai kayu putihnya biar badan kamu sedikit agak baikan,” sembari tanganku memberikan kayu putih dan Syafa menerimanya, setelah itu dia mengoleskannya di area wajah kiri dan kanannya.

Aku sempat bertanya pada Syafa jika dia mau menelpon orang tuanya untuk memberitahukan keberadaan dia yang sedang sakit, karena aku takut dia sakit berkepanjangan, tapi Syafa hanya menjawab tidak apa-apa nanti juga sembuh, akhirnya aku tinggalkan Syafa sendirian, namun ketika aku berbalik arah aku tak menemukan dia ada di ruangan itu lagi, dan istriku pun melihatnya saat itu, namun lagi-lagi saat hendak menengok Syafa sudah tak ada di tempat duduknya. Pikiranku saat itu mungkin dia sudah kembali kebarisannya bersama-teman-temannya.

Sesaat setelah kejadian itu aku langsung mengabari orang tua Syafa, aku hanya ingin orang tuanya tahu kalau anaknya sedang sakit, Namun ketika aku berbicara dengan ibunya Syafa, alangkah terkejutnya hati ini, ketika ibunya mengabarkan bahwa Syafa baik-baik saja dan tidak ikut kemping, Dug jantungku rasanya mau copot, bak petir disiang bolong, aku terperangah dan tak percaya pada apa yang dikatakan ibu Syafa. Sedangkan aku menyaksikan sendiri bahwa Syafa benar-benar ada dan berbicara padaku sedari tadi, walaupun dia hanya menjawab sekedarnya saja.

Kebingunganku mulai muncul, jadi siapa tadi yang aku ajak bicara? Mana mungkin aku bohong, sedangkan tidak hanya aku saja yang melihat Syafa, tapi istriku juga melihatnya. Ya Allah ada apa ini? Hatiku berdebar-debar, apa yang harus aku lakukan, sedangkan aku tak mungkin memberitahukan kejadian sebenarnya pada istriku atau teman-teman. Aku tidak ingin acara ini jadi berantakan karena aku melihat sosok Syafa yang nyatanya ada tapi entah itu siapa sebenarnya.

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah siang, dan aku harus segera pergi mengantarkan istri dan anakku untuk pulang, keduanya tidak mungkin menginap karena aku merasa kasihan pada bayiku takut kedinginan nanti malam, karena tempatnya tidak memungkinkan untuk seorang bayi yang masih satu bulan tinggal di tempat seperti itu.

---------

Malam pun menjelang sudah hampir jam 0.2.00 pagi. Setelah menunggu lama akhirnya giliranku tiba, aku adalah seorang guru agama yang kebetulan diberi tugas untuk mendampingi di acara renungan malam, kali ini akan mengajak semua peserta LDKS untuk melaksanakan shalat tahajud bersama, setelah itu ada api unggun untuk menghangatkan suasana agar tampak benderang dikegelapan malam.

Seperti biasa sebelum melaksanakan shalat bersama, aku harus mengambil air wudhu terlebih dahulu, dan kebetulan sekali tempatnya berada di atas yang jaraknya tak jauh dari Villa. Suasana tampak terlihat sepi mungkin semua orang masih terlelap tidur,tapi aku harus bergegas cepat mengambil air wudhu, karena kasihan nanti banyak anak-anak yang akan antri untuk mengambil air. Sesaat hendak mengambil air wudhu, aku melihat murid perempuan yang aku kenal karena dia ada di kelas bimbinganku. Aku menyapa Syafa yang sedang berdiri dengan muka yang sangat pucat.”Syafa ayo cepat ambil air wudhu, sebentr lagi shalat tahajud” sapaku, Syafa pun menjawab “gak pak, saya sedang datang bulan”. Akhirnya aku masuk kamar mandi, setelah selesai mengambil air wudhu, aku tak melihat Syafa ada ditempat yang tadi, aku tak banyak berfikir lanjut saja ketempat yang telah disediakan untuk acara renungan malam.

-------

Hari senin kami baru mulai masuk sekolah, setelah selesai melaksanakan kegiatan LDKS dua hari lamanya. Akhirnya kami bisa berjumpa dengan teman-teman kembali, kami saling bertukar cerita, ada suka dan duka, namun ketika masing-masing bercerita, terseliplah cerita horor tentang Syafa yang membuat bulukudukku berdiri. Kami masih tak percaya atas apa yang telah terjadi pada teman-teman semuanya.

Tiga orang guru menyaksikan keberadaan Syafa dan dua orang siswiku pun melihatnya di dapur umum.

Semoga ada hikmah yang dapat diambil dari kisah ini. Setiap makhluk itu pasti ada, hanya berbeda alam. Alhamdulilah kegiatan LDKS dapat berjalan dengan lancar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Haduh benar benar merinding bacanya. Hebat, Neng, menceritakannya. Membuat pembaca masuk ke alur cerita. Yang pasti LDKS nya sukses.

07 Mar
Balas

Yah, makasih teh

07 Mar

serem ya... bu Ceritanya keren Salam kenal

08 Mar
Balas

Trimakasih bu Indra

08 Mar

Ini benar-benar terjadi kah....?

07 Mar
Balas

Hee benar bunda

07 Mar

Merinding bacanya, apa boleh bu kisah ini saya ilustrasikan di youtube, nantinya akan saya sebutkan sumbernya

26 Apr
Balas

Merinding bacanya, apa boleh bu kisah ini saya ilustrasikan di youtube, nantinya akan saya sebutkan sumbernya

26 Apr
Balas

Merinding bacanya, apa boleh bu kisah ini saya ilustrasikan di youtube, nantinya akan saya sebutkan sumbernya

26 Apr
Balas

Merinding bacanya, apa boleh bu kisah ini saya ilustrasikan di youtube, nantinya akan saya sebutkan sumbernya

26 Apr
Balas



search

New Post