David Misra

Sejatinya setiap langkah kaki mendekatkan pada kematian, mari tinggalkan jejak dengan tulisan yang menginspirasi yang bisa menjadi amal sholeh di negeri akhirat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa Salahnya Jilbab?

Apa Salahnya Jilbab?

Setelah menjalani program "Guru Keahlian Ganda" kurang lebih satu tahun (dengan karantina kurang lebih 3 bulan di SMK N 9 Bandung, 1 bulan PPL di SMK N 3 Kota Bekasi, dan 2 pekan PKL dan observasi di Harris Summarecon Hotel Bekasi) dilanjutkan dengan PLPG UPI, Alhamdulillah saya dinyatakan lulus program keahlian ganda dan menjadi guru bersertifikasi akomodasi perhotelan. Dan karena hal itulah akhirnya saya mengajukan mutasi untuk pindah ke SMK yang ada jurusan perhotelannya. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan bisa mendidik para siswa di jurusan perhotelan. Saya bersyukur atas nikmat dan karunia dari Allah SWT., saya pun menjalani hari-hari saya sebagai guru mata pelajaran produktif perhotelan.

Dari guru adaptif kewirausahaan beralih ke guru produktif itu rasanya excited, saya banyak belajar hal-hal baru dan saya menikmatinya.

Dari kecil saya terbiasa dengan norma agama yang melekat, sepulang dari SD siangnya melanjutkan ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan malamnya menghadiri pengajian dengan bimbingan Ustadz, Ustadzah dan Kakak-kakak, bahkan ba'da shubuh juga mengikuti kajian tafsir Alquran dan kajian kitab fikih safinatinnaja bersama Bapak-bapak dan saya sendiri yang masih remaja.

Semasa SMA aktif mengikuti kajian keislaman di Rohis itu membuat saya faham bahwa jilbab bukanlah budaya Arab, tapi kewajiban bagi setiap muslimah yang telah Aqil baligh.

Kita ketahui bersama bahwa tujuan pendidikan nasional kita adalah menjadikan siswa bertakwa kepada Tuhan YME, cerdas, terampil dan berahlak mulia bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan :"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, capakp, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab."

Pada masa ini berbusana muslimah bagi siswi muslim di sekolah-sekolah bukanlah hal yang luar biasa tetapi sudah hal yang lumrah. Bahkan banyak juga siswi yang sudah disiplin dan Istiqomah untuk memakai jilbab saat keluar dari lingkungan rumah, karena sudah faham bahwa memakai jilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah.

Pemahaman ini juga sudah menginternalisasi pada siswi di sekolah saya, sebut saja Wulan siswa kelas 11 Hotel 1 (sekarang kelas 12 hotel 1). Dia request pada kami agar dicarikan tempat PKL yang membolehkan karyawan dan siswa PKLnya memakai jilbab, Alhamdulillah ada salah satu hotel di Bekasi yang membolehkan siswi kami yang Istiqomah berjilbab untuk PKL di hotel tersebut dengan tetap memakai jilbab. Kami sebagai guru sangat bersyukur dan berbahagia dengan kebijakan hotel tersebut. Tapi sayangnya kebanyakan hotel tidak menyetujui hal itu, kebanyakan hotel mewajibkan para siswi muslimah untuk membuka jilbabnya. Kami sangat miris dengan kebijakan kebanyakan hotel tersebut.

Kenapa ya berjilbab dijadikan kendala untuk industri pariwisata seperti hotel? Padahal dengan jilbab yang dibolehkan di industri perhotelan membuat citra industri perhotelan semakin baik dan "berkah" menurut saya. Siswi PKL yang berjilbab tidak menghalanginya untuk bekerja dengan terampil dan profesional kok, bahkan terlihat lebih anggun dan elegan, berhijab tidak mengurangi keprofesionalandalam bekerja. Maraknya Artis hijrah dan kajian-kajian keislaman yang diikuti kalangan menengah atas harusnya menjadi inspirasi bagi para praktisi industri pariwisata perhotelan untuk mengembangkan hotel syariah, hotel dengan hunian nyaman, syar'i, sakinah dan berkah, seiring dengan pemahaman manusia yang semakin ingin meraih bahagia di akhirat bukan hanya di dunia saja.

Di sekolah siswi muslimah diajarkan untuk menutup auratnya sedangkan ketika PKL di industri pariwisata perhotelan masih banyak siswi muslimah yang harus membuka jilbabnya, miriskan memakai jilbab saat pulang pergi dan ketika PKL di hotel melepaskan jilbabnya?... Di mana HAM sebagai mahluk yang ingin taat dalam menjalankan kewajiban Agama?....

Lagi pula apa salahnya jilbab? Jilbab tidak menghalangi siswi muslimah untuk bekerja secara profesional kok, bahkan akan terlihat lebih anggun dan elegan dan memberi kesan yang positif bagi industri pariwisata perhotelan di Indonesia yang mayoritas muslim ini.

Apa salahnya jilbab?

"Saya dan beberapa guru akomodasi perhotelan yang bercita-cita agar siswi muslimah bisa tetap berhijab pada saat PKL di hotel dan nantinya bekerja pada industri pariwisata perhotelan, seiring dengan pemahaman umat manusia yang semakin religius dalam rangka taqwa taat menjalankan perintah Tuhan."

Apa salahnya jilbab? Semoga opini ini membuka mata hati pembuat kebijakan dan pemerintah terkait untuk melindungi hak-hak para muslimah untuk bisa PKL dan bekerja pada industri pariwisata perhotelan dengan memakai jilbab. Allahuyahdinaa. Aamiin

Catatan Hati Guru Perhotelan 24062020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post