Hujan gerimis di tanggal 10 hari ini, sekitar jam 6 pagi, saya bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian. Saya buka lemari pakaian yang untuk mencari baju bermotif hujan gerimis. Yah, di daerah saya setiap tanggal 10 di setiap bulannya semua ASN dianjurkan memakai baju adat yang terbuat dari tenun ikat dengan bermotifkan hujan gerimis. Saya memilih baju yang berwarna merah, karena hari ini di sekolahan ada foto bersama untuk album kenangan alumni. Tapi sayang baju terlihat kusut karena terhimpit diantara baju-baju yang lain, maklumlah baju adat hujan gerimis dipakai setiap bulan hanya sekali. Rasanya kurang sreg kalau memakai baju kurang rapi. Saya panaskan setrika dengan tingkat panas yang tidak terlalu tinggi. Cara menyetrikanya pun harus hati-hati agar warna tidak cepat pudar, yaitu dengan cara menyetrika dari dalam bagian kain, jika menyetrika bagian luar kain gunakan lapisan kain lain atau kertas di atasnya. Baju adat hujan gerimis siap dipakai dengan bawahan dengan warna yang kontras yaitu abu-abu.

Sudah saatnya berangkat ke sekolah karena jam menunjukkan 06.30, saya keluarkan motor ternyata hujan masih turun, tapi tidak menyurutkan semangat untuk berangkat sekolah mengingat hari ini ada sesi foto bersama untuk album kenangan. Jas hujan model gamis paling aman saya kenakan, tak lupa sepatu disimpan dibawah jok motor dan berganti sandal jepit. Laju motor sangat hati-hati mengingat musim hujan banyak jalan rusak, dan yang terpenting bajuku tidak terkena cipratan air dari pengendara lain. Biasanya jarak tempuh dari rumah ke sekolah hanya 10 menit, ini sampai 15 menit. Akhirnya sampai juga di parkir sekolah dengan diiringi beberapa guru yang lain. Sesi foto bersama dimulai 07.30, masih ada waktu untuk berbenah diri sambil menunggu rekan guru dan staf tata usaha berkumpul di panggung halaman tengah sekolah. Akhirnya terlaksana foto bersama menggunakan baju adat hujan gerimis di waktu hujan.