Di usiaku yang kian senja, sering aku merasa kesepian setelah mummy meninggal dunia sepuluh tahun lalu. Ketiga anakku ada di luar kota semua, Si Abang menjadi dosen di Jakarta, Along bekerja di rumah sakit Siloam dan si Adik masih menyelesaikan kuliahnya di Surabaya. Terus terang aku merindukan kehadiran seorang perempuan yang menemaniku mengusir sepi ketika malam datang,menghangatkanku ketika demam menyerang.

Menurut teman-teman tenesku, aku ini termasuk duda idola yang beruntung,uang pensiunan yang cukup besar ,punyai rumah dan mobil, punya perkongsian dagang yang cukup bonafid dan yang penting lagi wajah lumayan tampan style modis tapi jujur aku kesepian.

Aduhai Dewi Ilusiku , jangan hanya berlari-lari di layar cyber saja , lihatlah aku gilakan dirimu sangat-sangat. Seperti malam ini bodymu yang montok yang terlihat dalam akun facebookmu .Aku seperti melayang ingin memelukmu, kiss and hugh Dewi Ilusiku,hadirlah kemari temani aku yang dirundung sunyi , temani aku menganyam masa tuaku sehingga aku bisa mati bahagia .

Memang usia kita jauh beda Dik , namun hadirmu yang sesaat di rumahku yang kecil mampu menngetarkan syahwatku, dan jujur kukatakan kepadamu bahwa aku jatuh cinta kepadamu sejak pandangan pertama Dewi Ilusiku , dan bersyukur kau balas cintaku dengan manja dan lugumu . Ijinkan aku mencintaimu dik, Dewi Illusiku .Ijinkan aku memilikimu seutuhnya selama hayat dikandung badan.

Meski banyak teman wanitaku yang ingin dekat dan berkehendak menggantikan mummy, tapi tak ada yang mampu menguja hasrat cintaku kepada perempuan selain kepadamu . Dik marilah sejenak uraikan kerinduan kita di bawah naungan Gunung Raung .Hidupmu yang sendiri akan ku temani ,jangan khawatir kumisku tak beracun Dik ,dan dalam usia senjaku aku masih mampu membawamu ke puncak asmara beberapa kali .