#Nyablak adalah perilaku berkomentar atau berbicara instan secara spontan. Apa yang seketika terpikirkan, itu yang akan diucapkan tanpa tedeng aling-aling. 

Misal, saya membuat content video berupa hasil mewawancarai orang-orang di pasar yang PSBB (Pas Sibuk Beli Baju). Terlihat dua orang ibu, penjual dan pembeli. 

Saya: "Ibu, maskernya kok gak dipake?" 

(saya lihat ibu tsb hanya mengalungkan maskernya di leher) 

Ibu Pembeli: "Lha ini maskernya!" (sambil menunjukkan) 

Saya: "Loh, Bu. Harusnya kan dipake! Apa ibu gak takut kena korona?" 

Ibu Pembeli: "Lah, Mas! Kenapa mesti takut? Lihat tuh, orang-orang. Masih berkerumun. Tidak jaga jarak. Di sini kan bukan zona merah, Mas. Nggak akan nyampe sini lah tuh korona."

Saya: "Emangnya tuh virus milih-milih zona, ya, Bu?" 

Ibu Pembeli: "Udah lah Mas. Ini mulut, mulut saya. Mo saya pake masker atau enggak, itu urusan saya. Lagian, ini napas tuh karunia Allah, ngapain juga ditutup tutupin."

Mendapat jawaban ketus tersebut, saya akhirnya berhenti menanyai si ibu pembeli tersebut. Beralih ke ibu penjual. 

Saya: "Ibu nggak pake masker?"

Ibu Penjual: "Lupa, nggak saya bawa, Mas."

Saya: "Ibu menerapkan protokol kesehatan pencegahan korona, apa tidak?" 

Ibu Penjual: "Maksudnya?" 

Saya: "Misal cuci tangan dengan sabun, tidak pegang hidung,...." 

Ibu Penjual: "Saya sih biasa aja, Mas. Lagian tuh ya, ini cuma terlalu dibesarkan aja beritanya. Biar panik, biar pada heboh, kayak di tipi-tipi itu." 

***

Saya rasa jawaban Nyablak seperti ilustrasi di atas adalah jawaban jujur dari lingkungan sekitar kita yang sama sekali seperti #NggakAdaTakutnya. 

Ketika tiba-tiba ada podcast youtube yang menayangkan perilaku Nyablak kemudian dihujat, diminta klarifikasi dan diminta mencabut pendapatnya yang dinilai ngawur bin sembrono tsb, lalu apakah Nyablak itu salah?