Dede Erlina

Aku, saat ini mengabdikan diri sebagai guru IPA di SMP 3 kota Solok Sumatera barat sudah 15 tahun lamanya. Aku ikut tes PNS tahun 2004 beberapa bulan set...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dewasa dari seorang anak yang terpaksa dewasa sebelum waktunya

Belajar dewasa dari seorang anak yang terpaksa dewasa sebelum waktunya

Semakin dewasa seseorang maka akan semakin rumit dan semakin kompleks permasalahan dalam hidup. Kedewasaan seseorang akan terlihat dari bagaimana caranya menyelesaikan atau menghadapi suatu masalah. Usia pun bukanlah indikator seseorang dikatakan dewasa. Tidak dijamin pula semua manusia dewasa bisa menyelesaikan atau menghadapi sebuah masalah secara dewasa.

Anak-anak, fase atau usia saat seseorang yang seharusnya belum diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan atau menghadapi sebuah masalah. Anak-anak seharusnya masih berada di fase belajar, bermain, dan mendapatkan curahan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Walaupun bukan berarti anak-anak tidak diberi tanggung jawab untuk hal-hal terkait tugas dan kewajibannya sebagai seorang anak, dan ketika si anak melaksanakan tugas dan kewajibannya tetap tidak terlepas dari pengawasan atau bimbingan orang tua atau orang dewasa dilingkungannya.

Akan tetapi, apa yang akan terjadi saat seorang anak berada di bawah pengawasan orang-orang dewasa yang tidak mampu menyelesaikan masalah secara dewasa. Sebagai seorang guru di tingkat SMP seringkali penulis bertemu atau mendengarkan cerita miris dan menyedihkan dari seorang anak yang merupakan korban ketidakdewasaan orang tua mereka. Betapa banyak siswa kami yang bermasalah saat mengikuti proses pembelajaran tenyata adalah anak-anak yang tumbuh ditengah keluarga yang bermasalah.

Hari ini kami bertemu dengan dua orang siswa yang selama PBM daring berjalan tingkat partisipasinya sangat rendah. Untuk melakukan proses pembinaan maka wali kelas dan guru BK mengundang orang tua siswa tersebut untuk datang ke sekolah dan membicarakan mengenai cara belajar mereka berdua. Entah kebetulan atau tidak ternyata dua orang anak ini sama-sama korban perceraian orang tua mereka.

Siswa pertama, datang bersama tantenya, istri dari adik ayah si anak. Setelah orang tuanya bercerai, si anak tinggal bersama sang nenek yang juga serumah dengan paman si anak. Saat kami bertanya dimana ibu si anak, tantenya menjawab tidak tahu. Saat kami bertanya dimana ayah si anak, tantenya dengan santai mengatakan kalau ayah si anak sudah menikah lagi. Syukurlah anak ini dan satu orang adiknya masih diurus oleh nenek, om, dan tantenya.

Siswa kedua lebih miris lagi, datang sendiri tanpa didampingi sang ibu, karena ibunya masih diisolasi setelah terpapar covid19 ditempat kerjanya. Saat kami bertanya kenapa sering sekali tidak ikut belajar, maka mengalir lah cerita dari si anak mengenai keluarganya. Saat ditanya berapa orang jumlah saudaranya, dia pun bingung untuk menjelaskan karena begitu rumitnya hubungan di keluarganya. Saat sang ayah menikahi ibu si anak, ayahnya ternyata sudah mempunyai tiga orang anak sebelumnya. Istri pertama si ayah sebelum menikah ternyata juga sudah mempunyai tiga orang anak dari pernikahan terdahulunya. Lalu saat ayahnya menikah dengan ibu si anak, lahirnya siswa kami ini. Dan yang lebih mirisnya lagi ternyata sudah cukup lama orang tua si anak ini bercerai, dan saat ini si ayah sudah menikah lagi.

Salutnya, siswa kami ini menceritakan kisah rumit itu dengan santai dan dengan wajah yang tak terbeban sama sekali. Kami saja saat mencoba mencerna kerumitan kisah si anak, mengalami kesulitan dan tidak habis pikir bagaimana caranya si anak bisa bertahan dalam situasi seperti itu.

Banyak pelajaran yang bisa kami ambil dari kisah anak-anak ini dan mungkin banyak anak lainnya yang hidup ditengah keluarga yang berantakan. Betapa mereka masih bisa tersenyum dan menjalani hari-hari berat mereka tanpa memperlihatkan mereka sebenarnya menderita atas sikap tidak dewasa orang tua mereka.Sementara kita yang mengaku sebagai manusia dewasa seringkali mengeluhkan dan tidak berani menghadapi masalah yang menimpa kita. Seringkali kita terpuruk dan merasa hancur saat tidak menemukan solusi atas masalah yang kita hadapi. Alih-alih mencari solusi atas masalah tersebut, seringkali kita lari dari kenyataan dan menjadikan masalah tersebut alasan untuk berhenti berbuat baik.

Dewasa tidak ditentukan oleh usia seseorang, akan tetapi tergantung cara seseorang tersebut menghadapi masalah yang terjadi dalam hidup. Jangan merasa malu atau kecil saat kita harus belajar dari orang lain yang mungkin usianya jauh di bawah kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dewasa memang tidak ditentukan oleh kematangan usia, tetapi oleh kematangan pengalaman hidup

27 Oct
Balas

Ya ibu ... setuju

27 Oct



search

New Post