Dede Nuraida

Dede Nuraida, S.Ag lahir di Tasikmalaya 25 September 1975. Menempuh Pendidikan di SD Mitra Batik 1988, SMP N 5 Tasikmalaya 1990, SMA N 2 Kota Tasikmalaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengisi Gelas Jiwa

Mengisi Gelas Jiwa

Tahapan kedua pendidikan karakter/akhlaq adalah Tahalli, yaitu mengisi jiwa dengan sifat-sifat baik (Akhlaqul karimah)

Metode in dimulai dengan berpayah-payah melakukan kebaikan dalam beribadah. Pada tahapan ini pejuang kesucian jiwa akan diberi amalan yang harus dilakukan secara terus menerus. Baik itu berupa dzikir mapun amalan ibadah.

Dalam hal ini peserta didik diberi bacaan, doa dan dzikir yang harus selalu dibaca diamalkan setiap hari dengan bilangan tertentu. Banyak orang yang tidak mengerti mengapa ketika berdzikir dan berdoa ada bilangan tertentu, dari mulai 33, 100. 165 hingga ribuan. Sebenarnya ini bukan masalah bilangannya tetapi lebih pada proses pengulangannya. Semakin sering kita mengulang maka dzikir itu akan semakin menancap dihati. Dan ketika kita mengulangi dan meresapi dzikir atau do’a itu kita tidak tahu pada bilangan mana hati kita khusu dan dzikir kita langsung melangit sampai pada Sang Maha suci.

Pada tahapan ini peserta didik harus merasa payah dan cape dalam membiasakan satu perbuatan baik dan menancapkan sifat terpuji itu dalam jiwa. Sifar Zuhud/ sederhana dalam mengambil bagian dalam kenikmatan dunia, wara’, hati- hati dalam berperilaku, berbicara dan bersikap, menahan diri dari perkataan yang sia-sia, ridho menerima apapun yang Alloh takdirkan dalam kehidupan, hingga ikhlas dalam menjalankan semua fase kehidupan di alam dunia adalah sifat baik yang masuk dalam tahapan tahalli.

Pada tahapan ini peserta didik dibiasakan hidup prihatin, bekerja keras, pantang menyerah dan memiliki daya juang yang tinggi. Sehingga tercapailah tempaan pendidikan karakternya. Jiwa dilatih dengan latihan yang keras untuk menjadi kuat.

Pada pendidikan sekarang sudah jarang ditemui pola pendidikan yang menuntut peserta didik untuk berjuang, memiliki jiwa pantang menyerah, ridho dan menerima takdir yang alloh tetapkan sesuai kadar yang telah ia usahakan. Karena pendidikan sekarang telah begitu banyak memberikan berbagai kemudahan dan keberhasillan instan bagi mereka. Salah satunya pencapaian KKM dalam standar penilaian akan menurunkan nilai juang peserta didik, karena mereka bisa berusaha dengan kadar minimal dan pasti akan mendapatkan nilai sesuai dengan KKM. Kemudian kemudahan-kemudahan dalam tehnologi dan informasi. Semakin memanjakan peserta didik untuk tidak memaksimalkan kemampuan fisik, akal dan perilakunya. Banyak keberhasilan bisa didapat dengan instan. Tanpa harus berpayah-payah dan berjuang yang mengeluarkan pengorbanan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tafakur. Bagaimana membentuk karakter peserta didik

03 Jun
Balas



search

New Post