Oleh:Dede Saroni

Sore hari, aku, istriku, dan Agnia, dibuat panik. Kebetulan, aku lagi nonton teve. Sedangkan, istriku, karena sakinng lelahnya, habis acara dari kantornya, dia ketiduran. Di samping Neneknya, Attaki, tidur-tiduran, ditemani sama Agnia. Saat itu, nggak ada firasat buruk.

Tetiba, aku menyaksikan Attaki kejang-kejang. Mulutnya terkatup. Dia terkulai lemas. Aku panik. Lalu, kubangunkan istriku. Dia pun terbangun. Kemudian, dipeluknya tubuh Attaki. Dia berusaha membuka mulut cucunya. Nggak bisa. Attaki tetap diam. Dia pun panik, "Tolong antar saya ke rumah sakit," ucapnya, sambil membopong tubuh Attaki keluar. Sedangkan, aku berusaha mencari kopi. Kudapat kopi saset, kuseduh. Kubawa untuk diminumkan istriku. Dengan sedikit dipaksa, dimasukkan sesendok kopi ke mulut Attaki. Setelah itu, Attaki tetap belum bangun. Istriku bertambah panik. Dia pun berteriak sejadi-jadinya. Orang-orang berdatangan, termasuk, Kakakku, Mpok Rum. Langsung dia memberikan pertolongan. Dan, mulai terdengar tangisan Attaki. Namun, kondisinya tetap belum pulih.

Akhirnya, dengan dibonceng Adikku, Tuti, istriku membawanya ke RS. Sementara, aku dan Agnia di rumah. Eh, nggak lama, aku dapat WA, “Attaki udah di ruang IGD RS Sari Asih Ciputat. Kalau emang infusnya udah abis, tapi belum ada perubahan, Attaki akan dirawat inaf, Bang,” kata adikku. Aku berdoa, Attaki nggak dirawat. Nggak tahunya, aku dapat kabar, Attaki dirawat di lantai 4 kamar 4023. Aku dan Agnia pun bergegas ke sana.

Cipayung, 23 Januari 2023