Oleh:Dede Saroni

Di semester ganjil 2022/2023 ini, aku benar-benar sibuk ngajar, juga sebagai walas. Pagi berangkat. Sore baru pulang. Itu berlangsung dari Senin sampe Jumat. Sabtu dan Minggu pun, masih ada kegiatan. Saking sibuknya dengan tugas-tugas pokok, perhatianku sama sobat-sobat agloku jadi berkurang. Aku seperti tidak punya waktu lagi buat mereka. Padahal, biasanya, kalau pun nggak tiap hari, Sabtu atau Minggu, aku menyempatkan diri bercengkrama, menanyakan kabar mereka.

Kebetulan, Minggu pagi ini, aku ada di rumah. Kesempatan ini tak kusia-siakan. Langsung aku ke base camp sobat-sobat aglo. Kusapa mereka. Lalu, kuperintahkan mereka keluar dari basecampnya. “Ayo sobat-sobat, keluar dari basecamp. Berbaris yang rapih. Mumpung mentari muncul, silakan lakukan olah raga ringan,”pintaku. “Syiiaaappp, Ndan,” ucap aglo.

Sambil mereka olah raga, kuperhatikan wajahnya udah pada kusam, udah nggak enak dipandang mata. Makanya, kumandikan mereka satu-satu. Setelah itu, kubersihkan satu-satu wajah mereka agar kinclong kembali. Lalu, kujemur sebentar di sinar mentari pagi. Nggak lama, kuperintahkan mereka ke basecampnya. “Ayo sobat-sobat silakan kembali ke base camp, yang tertib,”pintaku lagi. “Syiiaaappp laksanakan, Ndan,“ucap aglo. Aku pun segera meninggalkan basecamp untuk nengok Attaki udah dimandiin apa belum. Udah rapih apa belum. Eh, tetiba, si aglo ngedekitinku, lalu bilang, “Ndan, terima kasih ya udah nyempetin waktunya, udah merhatiin kita-kita lagi. Jangan lupakan kita-kita ya, Ndan,”ucap aglo memelas. “Insyaalloh,” ucapku.

Cipayung, 20 November 2022