Oleh:Dede Saroni

Senin, 22 April 2024, Gedung MK Jakarta pusat ramai. Mereka memadati gedung itu, baik di dalam gedung maupun di luar.

Di dalam gedung berkumpul para hakim, yang siap membacakan hasil keputusan sengketa Pilpres yang diajukan Paslon 1 dan 3. Ada 8 hakim MK yang akan membacakan perkara PHPU. Selain itu, ada perwakilan Paslon 1 dan 3 dan para pengacara yang mewakili paslon 1, 2, dan 3. Mereka menunggu dengan perasaan dag dig der hasil keputusan yang akan dibacakan. Apakah tuntutan mereka bakalan dikabulkan atau malah sebaliknya? Di luar gedung, para pendemo, terutama yang mewakili Paslon 1 dan 3, menyuarakan aspirasinya. Mereka berteriak-teriak tanpa henti. Nggak ketinggalan ribuan Polisi berjaga-jaga untuk mengantisipasi kerusuhan, tatkala selesai dibacakan amar keputusannya.

Eh, momen yang ditunggu-tunggu pun tiba, Ketua Hakim MK, Suhartoyo membacakan hasil keputusan MK. Ternyata, dalam keputusannya, Mahkamah Konstitusi menolak semua permohonan Paslon 1 dan 3. Alasannya, permohonan Paslon 1 dan 3 tidak beralasan menurut hukum untuk seluruhnya dalam amar putusannya, MK menolah seluruh permohonan Paslon 1 dan 3. "Amar putusan, mengadili: dalam eksepsi, menolak eksepsi Termohon dan Pihak Terkait untuk seluruhnya. Dalam pokok permohonan, menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya," ujarnya. Semoga semua pihak yang bersengketa bisa legowo menerima keputusan itu dan pihak yang memenangkan bakalan amanah tatkala menjadi Presiden RI periode 2024-2029.

Cipayung, 23 April 2024