Oleh:Dede Saroni

Hari Selasa, 06 Mei 2024, pukul 09.30 wib, aku berada di ruang 3. Aku ngawas Asesmen Madrasah jam kedua. Kebetulan, aku mengawas di ruang itu sama-sama, Bu Yuli Astuti. Aku dan Bu Yuli duduk di kursi pengawas, siap ngawas.

Para peserta AM pun sudah duduk di kursinya. Mereka sudah siap dengan gawainya. Lalu, aku menulis scene barkode soal di papan tulis. Para peserta menuliskannya ke gawainya. Kuperhatikan, para peserta telah berhasil memasukan kode scene barkode. Lalu, mengerjakan soal-soal. Sambil mereka mengerjakan soal-soal, aku mengedarkan daftar hadir. Sementara, Bu Yuli, mengisi berita acara. Nggak lama, daftar hadir yang kuedarkan selesai ditandatangani. Kuletakkan daftar hadir itu di depan meja pengawas, sambil menandatangani berita acara. Setelah selesai menandatangani berita acara, aku keliling-keliling mengawasi para peserta.

Sambil mengawasi mereka, aku menuju pojok baca di ruang itu. Kuperhatikan buku-buku. Eh, ada buku menarik. Kuambil buku itu. Judulnya Kaos Kaki Koki Komi. Buku ini sama dengan bukuku, Kaos Kaki 450 Ribu. Tapi, setelah kubaca Kaos Kaki Koki Komi, ternyata, buku itu genrenya fiksi. Sementara, bukuku bergenre non-fiksi. Jujur, buku ini bukan jadi sumber inspirasiku, karena aku sendiri baru baca. Apalagi sampai memplagiat. Kalau nggak. Kalau nggak percaya, baca aja keduanya. Setelah, selesai ngawas, aku dan Bu Yuli keluar ruang 3. Nggak lupa, kubawa kedua buku itu.

Cipayung, 07 Mei 2024