Oleh:Dede Saroni

Keberadaannya di rumahku udah 4 hari. Dia kubeli di Pasar Parung pada hari Sabtu, sepulangnya aku dari Perjusa di Kompleks TNI Zeni Nubika, Gunung Kapur. Dia kutempatkan di kandang, yang letakkan di depan rumah.

Maksud kubeli dia, buat cucugantengku, Attaki karena setahuku, dia suka sama binatang. Kayak kucing, termasuk kelinci. Biar dia anteng. Entah kenapa? Attaki, takut sama kelinci itu. Padahal, kelinci itu masih kecil dan bentuknya juga imut. Jangankan memegangnya, mendekat ke kandangnya, dia nggak berani. Aku udah bilang ke Attaki, nggak usah takut. Tapi, tetap Attaki belum berani mendekat. Apalagi sampai memberi makannya. Makanya, buat ngasih makan dan minum, Engkongnya. Aku ngarepin, dia mau ngasih makan dan minum. Biar kalau nggak ada aku, ada yang ngurusian.

Tadi siang, pas aku pulang ke rumah, mau nengokin Attaki, sekalian ngecek si kelinci udah dikasih makan apa belum, takut dia lapar. Kan, binatang juga perlu makan biar cepet besar. Eh, sampe di depan rumah, aku lihat Attaki, lagi duduk di depan kandang kelinci. Dia lagi masukin tangannya ke kandang itu, ngasih makan wortel si kelinci. Lalu, dia bilang, “Kong, Attaki ngasih makan wortel kinci,” ucapnya. “Nah, gitu, Tong. Urusin ya kelincinya biar cepet besar. Nanti, Engkong beliin satu ekor lagi, perempuannya. Biar berkembang biak,” ucapku. “Oke, Kong,” ucap Attaki kegirangan.

Cipayung, 14 Mei 2024