Dedet Syambirawansah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENUJU SEKOLAH LINUMERATIF BERSAMA PAGUYUBAN KELAS di SD NEGERI TEBO & SD NEGERI DAYA MAKMUR” GUGUS 3 POTO TANO KABUPATEN SUMBAWA BARAT PROGRAM KEMITRAAN INOVASI DENGAN PT. EDUKASI 101

BEST PRACTICE

“MENUJU SEKOLAH LINUMERATIF BERSAMA PAGUYUBAN KELAS

di SD NEGERI TEBO & SD NEGERI DAYA MAKMUR”

GUGUS 3 POTO TANO KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PROGRAM KEMITRAAN INOVASI DENGAN PT. EDUKASI 101

Paguyuban merupakan bentuk kelompok sosial yang ada di masyarakat yang mempunyai ikatan darah dan hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sehingga di antara anggotanya memiliki rasa saling memiliki dengan anggota yang lainnya dan mempunyai suatu tujuan yang mulia dan berguna bagi anggota-anggotanya dan orang banyak. Paguyuban orang tua siswa di kelas merupakan perkumpulan orang tua atau wali siswa untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas, serta menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk para siswa-siswa. Paguyuban orang tua siswa pada setiap kelas dibentuk, mempunyai tujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru atau wali kelas dengan orang tua siswa, pemerhati pendidikan dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pendidikan anak, khususnya anak-anak sekolah dasar.

Paguyuban kelas merupakan perkumpulan orang tua siswa dalam suatu kelas yang bertujuan untuk membangun dan menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi, kepedulian dan tanggung jawab orang tua dengan pemberian saran dan masukan serta tenaga dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu paguyuban kelas juga bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara guru atau wali kelas dengan orang tua dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dasar serta bekerjasama dalam membentuk anak agar lebih baik.

INOVASI dalam program kemitraan dengan Edukasi 101 telah mengimplementasikan hal tersebut, setelah beberapa kepala sekolah pengawas dan guru-guru kelas rendah mengikuti pelatihan Linumeratif Modul 2 di Gugus 3 Poto Tano tepatnya di SD Negeri Senayan. Dalam pelatihan tersebut terdapat 10 Sekolah sasaran dan ada 1 sekolah yang mengikuti kegiatan diluar sekolah sasaran. Kesemuanya telah menjalankan apa yang menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah mengikuti pelatihan Kepala Sekolah terkait manajerial dan kepengawasan selama 1 hari pada tanggal 17 Januari 2019.

SD Negeri Daya Makmur adalah salah satu SD yang terdampak bencana alam (gempa bumi Lombok – Sumbawa) pada tahun 2018 lalu. Pada saat kunjungan sosialisasi program LINUMERATIF, kami menyaksikan keadaan sekolah yang kurang memadai sebagai tempat mengenyam pendidikan bagi anak-anak SD. Saat itu, proses kegiatan belajar mengajar berjalan seadanya di bawah tenda-tenda darurat yang dibuat secara swadaya oleh para orang tua siswa. Agar anak-anak tetap dapat belajar dan tidak ketinggalan pelajaran walau dengan kondisi seadanya.

Setelah mengikuti pelatihan LINUMERATIF modul 1 dan modul 2. Beberapa sekolah mulai melakukan perubahan menuju sekolah yang literat. Di gugus 3 kecamatan Poto Tano, perubahan diawali oleh SD Negeri Tebo. Perubahan mendasar terjadi di sekolah tersebut, baik sisi manajemen kelas maupun dalam segi proses pembelajarannya. Komitmen kepala sekolah bapak Abdul Gazim, S.Pd.SD beserta para guru dan staf dalam melakukan perubahan tercermin dengan terbentuknya paguyuban kelas. Dengan terbentuknya paguyuban kelas, sekolah dengan cepat melakukan perubahan. Antusiasme para orang-orang tua siswa nampak dari hasil yang memuaskan. Hingga terciptanya kelas tempat bermain dan belajar.

Setelah melihat perubahan yang terjadi SD Negeri Tebo. Beberapa sekolah di gugus 3 kecamatan Poto Tano yang menjadi sasaran program LINUMERATIF mulai melakukan pergerakan untuk merubah tampilan sekolah masing-masing. SD Negeri Daya Makmur adalah salah satunya. SD di program LINUMERATIF ini melakukan perubahan yang sangat signifikan. Baik dari tampilan atau manajeman kelas maupun dalam proses KBM. Dari segi manajemen kelas, kepala sekolah bapak Fahri Hamdani, S.Pd beserta para guru dan staf mengundang para wali murid untuk membentuk paguyuban kelas. Dalam pertemuan tersebut beliau memaparkan program-program yang akhirnya menjadi kesepakan bersama dan pada akhirnya terbentuklah paguyuban kelas 1 sampai dengan paguyuban kelas 6 di sekolah tersebut.

Setelah konsep perubahan disusun guru-guru kelas yang kemudian disepakati dengan para wali murid dalam rapat paguyuban kelas masing-masing. Proses pengerjaan pun mulai ditindak lanjuti. Anusiasme para anggota paguyuban nampak dari keakraban yang kami amati dalam kegiatan-kegiatan yang sempat kami hadiri. Keinginan semua pihak untuk menciptakan kelas sebagai tempat belajar dan bermain menjadi tonggak penyemangat mereka dalam menata ruang kelas anak-anak mereka. Yang pada hasilnya nanti, anak-anak mereka menjadi nyaman dan betah dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh bapak ibu guru.

Ada sedikit perbedaan yang kami saksikan di SD Negeri Daya Makmur dalam menata ruang kelas. Selain para orang tua dan wali kelas, kami menyaksikan keterlibatan siswa-siswa kelas atas dalam menghias kelas masing-masing. Hal ini kami anggap sangat baik karena melatih para siswa-siswa menghasilkan karya nyata dibidang prakarya. Pelibatan siswa-siswa juga akan membuat mereka merasa memiliki dan timbul rasa melindungi dan merawat hasil karya tersebut. Di lain pihak, pengawasan dan pendampingan tidak boleh luput dari wali kelas. Pemandangan yang sangat menarik, melihat para orang tua, guru-guru dan siswa-siswa serta bapak kepala sekolah bekerjasama dalam melakukan perubahan.

Apakah perubahan hanya terjadi dalam penampilan sekolah setelah pelatihan LINUMERATIF modul 2? Pertanyaan itu saya sampaikan disela-sela pendampingan modul 2 kepada para guru-guru dalam rapat kecil di ruang guru SD Negeri Daya Makmur. Menurut ibu Sumiati, S.Pd.SD (guru kelas 3 di SD Negeri Daya Makmur),” Perubahan mendasar yang saya rasakan selain penataan ruang kelas adalah adanya pengetahuan baru mengenai media pembelajaran yaitu buku karya linumeratif (big book)...” ujar beliau. Menurut ibu Sri Susana, S.Pd.Sd (guru kelas 1 di SD Negeri Daya Makmur), “perubahan yang menurut saya palimg signifikan setelah pelatihan modul 2 yaitu hadirnya pojok baca, kartu baca/ jurnal baca. Yang dimana menurut hemat saya dapat meningkatkan minat baca siswa serta suasana yang nyaman saat membaca buku-buku karya linumeratif dan buku-buku penunjang lainnya...” demikian papar beliau. Setelah diskusi tersebut saya berkesimpulan bahwa banyak ilmu-ilmu yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi tidak banyak guru-guru yang mengetahuinya dan menggunakannya.

Dalam proses pendampingan modul 2 program LINUMERATIF. Salah satu guru yang saya dampingi dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah ibu Sri Susana, S.Pd.SD yang mengajar di kelas 1. Kegiatan KBM dibuka dengan bagus dan sambutan ceria dari siswa-siswanya. Kegiatan KBM yang memadukan pembelajaran dengan media disekitar sekolah dan buku karya LINUMERATIF menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan. Itu terlihat dari antusiasme siswa-siswa saat mendengarkan ibu gurunya bercerita dengan menggunakan media buku karya linumeratif. Pemanfaatan media di sekitar sekolah tidak luput dari strategi guru. Kegiatan mengambil batu-batu kecil sebagai media dalam bidang numerasi yang dicantumkan dalam rentetan cerita, sehingga memudahkan siswa menerima ilmu yang ingin dicapai guru.

Peran dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah dilaksanakan melalui wadah organisasi paguyuban orang tua siswa di sekolah dasar. Paguyuban orang tua siswa merupakan wadah organisasi yang menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua siswa dalam pengembangan sekolah yang anggotanya terdiri dari orang tua atau wali siswa yang setiap kelas berbeda kepengurusannya. Paguyuban orang tua siswa juga bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara guru atau wali kelas dengan orang tua siswa untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Peran dan fungsi dari paguyuban orang tua siswa adalah sebagai mitra sekolah dalam pengembangan sekolah dalam setiap program yang dilaksanakan oleh sekolah. Paguyuban orang tua siswa juga berfungsi untuk menampung aspirasi, ide, tuntutan dari orang tua terhadap proses belajar mengajar di kelas.

Semoga dengan hadirnya PT. Edukasi 101 dengan program LINUMERATIF dapat memberi arti yang sangat signifikan bagi dunia pendidikan di Bumi Pariri Lema Bariri, Kabupaten Sumbawa Barat khususnya bagi sekolah-sekolah dan madrasah di Gugus 3 kecamatan Poto Tano. Partisipasi masyarakat merupakan prasyarat penting bagi peningkatan mutu sekolah. Kerangka pikir pemberdayaan masyarakat pendidikan diantaranya melibatkan masyarakat dalam menggali sumber dana dan pengembangan sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama segenap komponen masyarakat tanpa membedakan antara yang satu dengan lainnya.

Salam LINUMERATIF...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post