Deep Yudha, Lilis Yuningsih

Lilis Yuningsih, S,Pd., M.M. adalah Koordinator Penggerak GLN Gareulis Jabar untuk kabupaten Indramayu. Guru matematika yang mendapat tugas tambahan sebag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tujuh Pegangan Hidup dalam Menghadapi Realitas Kehidupan

Tujuh Pegangan Hidup dalam Menghadapi Realitas Kehidupan

Tantangan Menulis Hari Ke-34

#TantanganGurusiana

Membaca buku saku yang berjudul ‘Dzikir” yang disusun oleh Prof. Dr. Miftah Faridl, sungguh memberi manfaat yang luar biasa. Buku kecil setebal 216 halaman itu berisi banyak tuntunan ibadah, petunjuk cara mendekatkan diri dan bertobat kepadaNya. Selain itu ada juga petunjuk cara islami mengatasi kegelisahan. Dalam kesempatan ini penulis kembali ingin berbagi sebagian dari isi buku tersebut.

Tujuh Pegangan Hidup dalam Menghadapi Realitas Kehidupan.

1. Setiap Muslim hendaknya yakin akan keagungan, kebesaran, keadilan dan kasih saying Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka tidaj boleh berputus asa untuk meraih rahmat dan kasih saying-Nya itu. Allah Subhanahu Wata’ala Maha Kuasa untuk berbuat apa saja yang dikehenadi-Nya, tapi Allah juga Maha Adil unuk memberikan balasan dan imbalan atas perbuatan kebajikan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengharapkan kasih saying-Nya. Allah Maha Kasih dan Maha Sayang, dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya mengatasi segala sifat-sifat-Nya yang lain.

2. Setiap muslim hendaknya yakin bahwa beserta kesulitan selalu ada kemudahan, sepanjang manusia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada penderitaan yang abadi sepanjang kehidupan manusia di dunia ini. Resep yang diberikan oleh al-Qur’an :”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu selesai (dari sesuatu urusan termasuk memperoleh penderitaan), maka berdiri tegaklah kamu untuk melaksanakan (urusan) yang lain dan pada Tuhanmu hendaklah kamu mengharap balasannya” [QS, al-Insyirah, (94:5-8)]

3. Apapun yang terjadi pada diri seseorang, tidak lepas dari qadha dan qadar Allah Subhanahu wata’ala, yang sekaligus sebagai buah dari amal dan usaha dirinya. Kesuksesan adalah karena kasih sayang-Nya kepada seseotang dan sekaligus sebagai imbalan kebaikannya.

4. Kegagalan dan kesuksesan, kepahitan dan manisnya hidup adalah bagian dari ujian kehidupan. Orang yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah adalah mereka yang kuat imannya, lulus ujian hidupnya dan mereka akan menerima tambahan nikmat dari-Nya. Orang yang sabar atas musibah, derita dan kesulitan adalah orang yang kuat imannya, lulus dalam ujian hidupnya dan akan dihapuskan dosa dan kesalahannya.

5. Setiap muslim harus menyadari akan kelemahan dirinya, keterbatasan ilmu pengetahuannya. Manusia sering mengambil suatu keputusan yang merugikan dirinya atau tidak mengambil satu keputusan yang menguntungkannya. Terkadang manusia mencintai sesuatu padahal itulah yang akan mencelakakannya. Namun kadang mereka membenci sesuatu yang justru dapat membahagiakannya. Demikian di isyaratkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’anul karim.

6. Tidak sedikit orang memperoleh kesuksesan hidup justru setelah ia memperoleh sejumlah kepahitan hidup. Banyak pula orang yang mendapat sejumlah penderitaan sebagai akibat dari kegembiraan dan kenikmatan. Ada orang yang untung karena musibah da nada orang yang rugi justru karena sukses. Musibah dan derita yang sering menimpa seseorang ternyata mengandung hikmah pelajaran dan keberuntungan. Tidak salah kalau ada satu nasihat:"Bahwa dalam setiap kejadian, senantiasa terdapat hikmah pelajaran yang bermanfaat". Bukan satu hal yang mustahil apabila kegagalan dan kepahitan hidup yang menimpa pada seseorang justru merupakan proses awal untuk memperoleh kesuksesan dan kemenangan.

7. Kehidupan duniawi sering dihiasi kepalsuan dan permainan. Orang yang jujur terkubur, orang jahat malah naik pangkat. Orang yang sabar terkapar dan orang yang berdosa malah mendapat bintang jasa. Keadilan yang sesungguhnya hanya dapat dirasakan dalam kehidupan akhirat kelak. Setiap yang dilakukan seseorang di dunia sekarang tidak lepas dari pengawasan, pencatatan dan perhitungan di masa yang akan datang.

Demikian semoga bermanfaat.

Sumber: Buku saku "Dzikir", oleh Prof. Dr. Miftah Faridl

Indramayu, 20 September 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, semoga bermanfaat ya, Pak. Sukses juga buat Bapak, salam literasi.

21 Sep
Balas

Terima kasih ilmunya, bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

21 Sep
Balas

Alhamdulillah, semoga bermanfaat ya, Pak. Sukses juga buat Bapak, salam literasi.

21 Sep

Keren Ulasannya Bu..sukses selalu..

21 Sep
Balas

Terima kasih, Bu Erida.

21 Sep



search

New Post