Deisy. A

Guru BK di SMPN 4 Manggar Belitung Timur ( Jadikan setiap kerjamu adalah ibadahmu)...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kesempata Emas Dibalik Wabah Covid-19

Kesempata Emas Dibalik Wabah Covid-19

Tantangan Hari ke 44

Tantangan Gurusiana

Kesempatan Emas Dibalik Wabah Covid-19

Tak terasa, sudah hampir dua pekan berlalu anak-anak menjalani libur masa tanggap darurat wabah virus corona. Waktu yang cukup lama ditambah libur pada masa ini berbeda dari libur-libur biasanya. Kalau pada libur biasanya, mereka akan merasa senang dan enjoy dalam menjalaninya. Tapi tidak untuk libur pada kali ini. Dua pekan harus berdiam diri dirumah, bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak yang sedang mengalami tugas perkembangan fase bermain. Tak jarang mereka merengek dan merayu untuk diajak keluar rumah dengan alasan rasa bosan berada di dalam rumah terus menerus. Ditambah lagi harus menyelesaikan tugas dari sekolah. Pada pekan pertama, saya mengalami situasi sulit dalam mengkondisikan anak-anak dalam membatasinya untuk keluar rumah. Terkadang memang tidak mudah dalam menjalani suatu perubahan, dari suatu kebiasaan lama menuju ke kebiasaan baru. Seperti yang dialami oleh putri ke dua saya. Saya merasakan apa yang sedang dirasakannya. Terkungkung dan terpenjara. Kebiasaan rutin dulu yang selalu dilakukannya sepulang dari sekolah adalah mengaji di TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an), dilanjutkan bermain bersama teman-temannya . Bermain tidak di dalam rumah tentunya. Mereka lebih asyik bermain di tempat terbuka seperti lapangan bola, atau tempat-tempat yang menguji adrenalin, memanjat pohon misalnya. Aktivitas bermain ala anak kampung kalau saya bilang. Mereka terlihat sangat antusias dan benar-benar menikmati petualangannya. Pulang kerumah dengan kondisi yang menakjubkan. Kondisi tubuh dan bajunya pun tak kalah hebatnya. Berbalur debu dan kotoran. Begitulah aktivitas yang dilakukannya hampir setiap hari. Namun secara tiba-tiba berubah drastis dan sekarang harus melakukan semua aktivitas didalam rumah.

Disamping memberikan pengertian tentang kondisi yang sebenarnya sedang terjadi, ada beberapa cara yang saya tempuh dalam mengalihkan rasa bosan dan membuatnya betah didalam rumah. Mulai dari menemaninya bermain,membelikan makanan kesukaannya, menyanyi, mengadakan lomba menggambar dan mengizinkannya bermain game ketika tugas dari sekolah sudah dikerjakan. Menurut saya, selain dari kegiatan tersebuat, kondisi ini juga merupakan kesempatan kita sebagai orang tua untuk mengenalkan dan mendekatkan anak-anak kita kepada agama. Mungkin kalau hari-hari biasa kita tidak terlalu menekankan kepada anak kita untuk sholah fardhu tepat waktu, maka saat inilah waktu yang tepat bagi kita untuk membiasakannya. Atau yang biasanya anak-anak hanya mengaji pada waktu selesai sholat maghrib, mungkin bisa ditambah lagi waktunya setelah sholat zhuhur juga. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan dari kondisi seperti ini. Terutama memanfaatkannya dengan hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat untuk anak-anak kita. Seiring waktu, mungkin ia sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut Dan Alhamdulillah pekan selanjutnya saya tidak lagi mendengar rengekan dan rayuan untuk keluar rumah. Ia pun sudah merasakan nyaman tetap tinggal dirumah dan tidak merasa bosan. Bahkan ketika diajak keluar rumah untuk keperluan membeli kebutuhan pokok ia tidak mau dengan alasan takut terkena virus corona. Begitulah anak-anak, mereka masih sangat mudah untuk dipengaruhi dan dibentuk. Salah satunya dengan menerapkan pembiasaan. Walaupun terasa sulit pada masa-masa awal penerapannya, namun kalau sudah terbiasa maka semuanya akan terasa lebih mudah. Dan yang terpenting kita selaku orang tua jangan pernah merasa bosan dan lelah untuk membelajarkannya. Selain itu juga tak kalah pentingnya dalam hal pemantauan atau pengontrolan. Untuk menerapkan suatu pembiasaan tentunya harus dipantau agar dapat melihat sejauh mana kemampuan anak menerapkan pembiasaan tersebut. Mudah-mudahan anak-anak merasa nikmat berada didalam rumah tanpa ada rasa beban, apalagi menurut informasi terbaru, libur masa tanggap darurat ini diperpanjang sampai pada kondisi yang memungkinkan atau normal. Kita semua berharap ketika wabah ini usai , lahirlah anak-anak yang berkepribadian dan berakhlak mulia hasil dari didikan selama libur masa tanggap darurat corona.

Wallahu A’lam

Manggar, 28 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pembiasaan...jika diawali pembiasaan baik maka akan selalu melakukan hal baik karena sdh terbiasa. Manfaatkan waktu yg ada untuk memberikan dan mengenalkan pemiasaan yang baik menurut Islam. Keren BunSay...tetap semangat dan sehat y aamiin

29 Mar
Balas

Aamiin...Terima kase bu say selalu mampir.La lip lup rase e nulis ne...Antara semangat dan setengah semangat..

29 Mar

Insyaallah ya Bun anak-anak kita memiliki akhlak yang mulia

28 Mar
Balas

Aamiin Allahumma AamiinBarokallah bu nopi sehat selalu..

28 Mar

Iya buk benar.bagi kita yang mau mengambil hikmahnya.Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kejafian ini.Salam kenal ya buSalam literasi

28 Mar
Balas

Segala sesuatu ada hikmah yang bisa kita ambil,,,salam literasi ...Buk

28 Mar
Balas



search

New Post