Hari ke tujuh aku masih bertahan dengan cerita tentang keseharianku. Kayaknya aku belum puas untuk mencurahkan isi hatikubyang sedang semerbak oleh wanginya bunga. Cie-cie. Sudah mulai merangkai kata fiksi. Semoga saja. Aku berharap.

Kali ini aku akan menumpahkan rasa bahagia yang tengah mengharu biru. Betul nih.

Aku berada di sekolah temanku. Sepulang sekolah aku akan mengantarkan tugasku yang masih tercecer. Tidak lama aku berada di sana. Telepon genggamku berbunyi. Ada Watshapku masuk. Aku buka. Ya Allah. Alhamdulillah.

Berita gembira itu datang berbarengan dengan foto anakku yang sudah selesai ujian akhir. Juga masuk ke hpku.

Aku rasanya ingin teriak. Ingin memberitahukan kepada dunia. Saat inilah yang aku tunggu-tunggu selama ini. Anakku sudah menyelesaikan tugasnya satu tahap lagi. Aku bangga pada diriku sensiri. Aku bersyukur kepada Allah. Atas nikmat yang Dia berikan. NikmatKu yang manalagi yang engkau dustakan.

Aku tahu. Tidak hanya aku yang mengalami soal ini. Mungkin orang tidak akan berjingkrak-jingkrak seperti aku. Tapi aku tidak peduli. Ini adalah aku. Orang lain aku tidak ambil pusing. Terserah mereka melampiaskannya dengan cara apa.

Aku tunggu anakku meneleponku. Aku tidak ingin menganggu. Aku kirim pesan via wasthap. Aku tulis kata penguatan. Hebat, mantap. Engkau memang anak mama. Mama bangga dengan apa yang telah engkau raih my son. Tulisku. Jungkir balik dalam mengejar impianmu untuk menjadi KANG LAS IDAMAN.

Hatiku bahagia.

anding, 29.012020