DEMIANA ASEMKI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KELOMPOK B DI TK.SERAMBAKON

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui media audio visual di TK SERAMBAKON, Oksibil, Pegunungan Bintang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di kelas B dengan jumlah anak yang diikut sertakan dalam penelitian ini adalah 10 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif. Aspek kemampuan membaca permulaan yang diteliti meliputi: 1) huruf (nama huruf-bunyi), 2) penggabungan huruf menjadi suku kata dan 3) menggabungkan suku kata menjadi kata. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pembelajaran kemampuan membaca permulaan pada saat 40,9%, meningkat menjadi 56,4% pada Siklus I, dan mencapai 76,18% pada tindakan Siklus II.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 dapat diartikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak dari sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan atau stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani anak supaya memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Menurut Suyadi dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar PAUD (2010: 06) menyatakan bahwa periode emas berlangsung pada saat anak dalam kandungan hingga usia dini, yaitu 0-6 tahun. Bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangan pada masa golden age. Kemampuan berbahasa pada anak usia 4-6 tahun berdasarkan Permendiknas No 58 tahun 2009 tanggal 17 September 2009 ditunjukkan pada nomor 3 yaitu lingkup perkembangan keaksaraan yang menyatakan tingkat pencapaian perkembangan yang diharapkan meliputi: mengenal suara-suara atau benda yang ada di sekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru huruf, memahami hubungan bunyi dan bentuk huruf, membaca dan menulis nama sendiri. Anderson (Nurbiana Dhieni, dkk, 2008: 5.5) mengungkapkan bahwa membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terpadu, yang menitik beratkan pada pengenalan huruf dan kata, menghubungkannya dengan bunyi. Torrey (Ahmad Susanto 2011: 89) menyatakan bahwa prinsip pembelajaran membaca untuk anak usia dini yaitu, membuat anak agar anak tertarik dalam kegiatan membaca, sehingga kegiatan ini menjadi kegiatan yang menyenangkan. Jika anak sudah memiliki rasa senang membaca, akan lebih mudah untuk dibimbing dalam kegiatan belajar membaca lebih tepatnya lagi jika anak sudah ditanamkan sejak dini, sehingga kegiatan membaca bukan menjadi suatu beban, melainkan suatu kebutuhan. Media audio visual mempengaruhi keberhasilan meningkatkan kemampuan mengenal atau mempelajari suatu informasi peserta didik maka dari itu cukuplah menjadi landasan kuat tentang bagaimana seseorang guru harus mempersiapkan media tersebut yang direlevansikan dengan karakteristik materi. Peneliti memiliki beberapa media audio visual lagu huruf agar anak tidak mudah bosan, guru memutarkan audio visual melalui laptop. Setiap kegiatan anak diminta untuk menirukan seperti yang ada di audio visual dari kegiatan pertama pengenalan huruf, penggabungan menjadi suku kata dan kata. Guru memutarkan kembali media audio visual, anak diminta melakukan kegiatan tanpa bantuan suara dari media maupun guru. Media yang dipakai tidak menyesuaikan tema yang sudah ada namun pembelajaran sesuai dengan tema dilakukan setelah kegiatan mengenalkan kemampuan membaca permualaan. Selain sesi pengenalan huruf hingga menggabungkannya menjadi suku kata dan kata, untuk melatih ingatan anak terdapat sesi pengayaan yang berisi tentang anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata yang terdapat dalam audio visual. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti perlu melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Audio Visual Anak Usia 5-6 Tahun Di TK SERAMBAKON KEC. OKSIBIL, KAB.PEGUNUNGAN BINTANG”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana memanfaatkan media audio visual sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca pada anak kelompok B di TK Neg. Serambakon

2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca melalui media audio visual pada anak kelompok B di TK Neg. Serambakon.

Tujuan PTK:

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian Tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh media audio visual terhadap kemampuan membaca permulaan anak Kelompok B pada TK Neg. Serambakon.

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca melalui pemanfaatan media audio visual pada anak kelompok B di TK Neg. Serambakon.

Manfaat:

1. Bagi murid :

Memberikan pengalaman belajar menggunakan media audio visual dalam kegiatan pembelajaran dan membantu anak lebih semangat anak dalam meningkatkan kemampuan membaca disekolah.

2. Bagi guru :

Memberikan pengalaman baru dan meningkatkan professional guru dalam pembuatan media sebagai bahan ajar.

3. Bagi sekolah :

Memberikan pengalaman baru sehingga dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA

Membaca Permulaan Membaca permulaan menurut Steinberg (Susanto, 2011: 83) adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran.

Sedangkan menurut Jujun (Fahmi, 2015: 29), membaca permulaan adalah tahap pembelajaran membaca untuk mengembangkan keterampilan dasar membaca. Keterampilan ini mencakup keterampilan mengenal huruf, membaca kata, serta membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang wajar serta memahami isinya. Oleh karena itu, membaca permulaan sangat penting untuk mendukung kemampuan membaca pada tingkat yang lebih tinggi, karena membaca permulaan merupakan tahap dasar seseorang untuk membaca. Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini adalah kesanggupan anak usia dini untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan kedalam bentuk lisan, mengenal huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, membaca suku kata menjadi kata, dan memahami bahwa kata memiliki makna. Hal tersebut sangat menunjang kemampuan membaca lanjutan. Kecakapan dalam mengubah rangkaian huruf menjadi rangkaian bunyi adalah landasan awal dalam menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi.

Karakteristik Membaca Permulaan Anak Kelompok B

Karakteristik membaca anak usia 5-6 tahun Musfiroh (2005: 194) mengatakan bahwa dalam perkembangan literasi, karakteristik anak usia 5 tahun yaitu telah dapat mengidentifikasi huruf-huruf. Anak juga dapat menikmati kegiatan “membaca dan mengeja”. Anak secara linguistik, memahami bahwa setiap benda memiliki nama, dan bahwa kata merupakan representasi simbolik dari objek tertentu. Anak telah memahami bahwa kata memiliki makna.

Media Audio Visual

Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Media audio visual melibatkan pendengaran dan penglihatan ialah kedua unsur tersebut merupakan satu kesatuan dalam media audio visual. Bukan hanya dapat dilihat, melainkan ada unsur suara yang dapat didengar oleh orang yang melihatnya. Teknologi audio visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual (Abdulhak, 2015: 186). Pembelajaran audio visual didefinisikan sebagai pemanfaatan peralatan elektronis yang menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara langsung, karena pembelajaran tidak selalu harus bergantung pada pemahaman kata-kata, melainkan dari sebuah gambar. Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Media pandang-dengar atau media audio-visual antara lain program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide). Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2010: 3). Penelitian tindakan ini merupakan pemberian tindakan-tindakan alternatif yang dibuat oleh peneliti yang dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan guru kelas kemudian diujicobakan dan dievaluasi apakah penelitian tindakan tersebut dapat memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif, yaitu hubungan antara peneliti dan guru bersifat kemitraan terhadap permasalahan yang nantinya ada pemecahan bersama dan disolusikan bersama. Dalam pelaksanaannya, Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif yaitu Meningkatkan kemampuan membaca ......(Galuh Yuliasih Condrosari) 380 antara peneliti dengan guru kelas saling berkomunikasi tentang permasalahan yang ditemui, membuat perencanaan tindakan untuk memberi solusi dan merefleksikan hasil dari tindakan tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, langkah-langkah yang dilaksanakan dari awal penelitian adalah: merencanakan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pasca tindakan, dan refleksi tindakan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua Siklus. a. Pratindakan Pratindakan ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan membaca pemulaan anak usia 5-6 tahun di TK SERAMBAKON Bener sebagai pelaksana pembelajaran melakukan pratindakan sebelum Siklus I. Pelaksanaan pratindakan ini dibantu dengan menggunakan lembar pengamatan check list. Pelaksanaan pratindakan berupa kegiatan yang menggunakan papan tulis dalam mengenalkan indikator membaca permulaan sesuai dengan RKH yang disusun oleh guru. Guru menuliskan huruf A-Z dipapan tulis kemudian membacakannya dengan dilagukan, anak-anak diminta menyebutkan seperti guru menyebutkan huruf tersebut sacara klasikal. Untuk mengenalkan suku kata dan kata guru menggunakan LKA pada pembelajaran hari itu. Dari hasil kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal. Keadaan yang demikian menjadi alasan diadakannya perlakuan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di kelompok B. Upaya peningkatan kemampuan membaca permulaan dilakukan dengan media audio visual.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi secara langsung yang dilakukan sebelum perlakuan tindakan kelas. Kemampuan membaca permulaan anak meliputi: 1) “pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi)”, 2)“menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan 3) “menggabungkan suku kata menjadi kata. Sesuai dengan pendapat Ritawati (1996: 51) menyebutkan ada lima langkah dalam membaca permulaan yaitu mengenal unsur kalimat, mengenal unsur kata, mengenal unsur huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata. Peneliti melihat bahwa kemampuan membaca permulaan anak masih kurang. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran membaca kurang menarik minat anak, media yang digunakan guru kurang bervariatif, materi yang disampaikan dilakukan berulang-ulang kali sehingga terkesan monoton dan saat pembelajaran membaca, anak susah untuk berkonsentrasi dan tidak kondusif karena ruang kelas yang letaknya berdekatan dengan kelas kelompok bermain. Kurangnya pemanfaatan media lain untuk memberikan materi membaca permulaan. Dalam catatan lapangan dapat terlihat bahwa melalui kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio membuat anak-anak menjadi antusias mengikuti kegiatan tanpa paksaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan hasil kemampuan membaca permualaan melalui media audio visual di TK PKK Bener Tegalrejo Yogyakarta. sebagai berikut: 1) Aspek Huruf (Nama Huruf-Bunyi) dari pratindakan sebesar 48,8% meningkat menjadi 60,71% pada siklus I dan siklus II menjadi 79,7%.

2) Pada aspek Penggabungan Huruf menjadi Suku Kata dari pratindakan sebesar 38,09% meningkat menjadi 47,21% pada siklus I dan siklus II menjadi 70,23%.

3) Kemudian pada aspek Menggabungkan Suku Kata menjadi Kata pada pratindakan sebesar 35,7% meningkatkan menjadi 54,76% pada siklus I dan siklus II menjadi 61,9%.

4) Peningkatan kemampuan membaca permulaan, selain dapat dilihat pada tiap aspek juga dapat dilihat dari rata-rata skor total pada setiap siklus dimulai dari pada saat Pratindakan sebesar 40,9%, meningkat menjadi 56,4% pada Siklus I, dan mencapai 92,17% pada tindakan Siklus II. Kesimpulan dari uraian diatas bahwa kemampuan membaca permulaan di TK SERAMBAKON dapat meningkat melalui media audio visual.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Agar kemampuan membaca dapat distimulasi dengan baik, sebaiknya kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual tidak hanya dilakukan saat penelitian saja namun sesekali dapat dipakai agar anak tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang terlalu sering menggunakan LKA. Media Audio Visual 389 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-6 2017 dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran selain LKA.

2. Bagi Peneliti

Penelitian membaca permulaan menggunakan audio visual ini hanya tiga kemampuan yang diambil yaitu: (1) “pengetahuan tentang huruf (nama hurufbunyi)”, (2) “kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan (3) menggabungkan suku kata menjadi kata”. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti kemampuan membaca permulaan dengan ketujuh indikator yang lain sehingga kemampuan membaca permulaan anak dapat berkembang secara optimal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post